Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raih Pendanaan Rp 4,5 Triliun, Ini Rencana Bisnis Asia Pacific Rayon

Kompas.com - 13/04/2021, 17:46 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Asia Pacific Rayon (APR), produsen serat rayon terintegrasi mendapatkan fasilitas pinjaman sindikasi senilai Rp 4,5 triliun (300 juta dollar AS) dari bank nasional dan afiliasi internasional untuk mendukung belanja modal.

Sejumlah bank yang berpartisipasi dalam sindikasi pinjaman ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk, dan PT Bank KEB Hana Indonesia.

Adapun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT BANK Pan Indonesia Tbk ditunjuk sebagai joint mandated lead arranger and bookrunner (JMLAB) sindikasi pinjaman tersebut.

Baca juga: BI Proyeksi Pembiayaan Korporasi Meningkat dalam 3 Bulan ke Depan

Djarot Handoko selaku Head of Corporate Communications, Asia Pacific Rayon menjelaskan perusahaan akan menggunakan dana kredit sindikasi ini untuk memperkuat pembiayaan belanja modal agar dapat meningkatkan peran Indonesia di antara para produsen serat viscose dunia.

"Sekaligus dalam upaya untuk secara konsisten memproduksi rayon yang berkualitas, harga yang kompetitif serta servis yang prima kepada pelanggan kami – baik di dalam maupun luar negeri," jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (10/4/2021).

Djarot menjelaskan rencana peningkatan kapasitas produksi akan berjalan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.

Pembangunan jalur produksi tambahan dijadwalkan akan dimulai pada paruh kedua tahun 2022 dan akan mencakup fitur-fitur seperti peningkatan proses pemulihan bahan kimia, bubur lumpur, instalasi pemrosesan dan investasi lain yang ditujukan untuk mengurangi penggunaan energi Asia Pacific Rayon dan jejak lingkungan.

"Setelah proyek selesai pada tahun 2023, Asia Pacific Rayon akan menjadi fasilitas manufaktur viscose terintegrasi, dengan bubur kayu larut dari perkebunan serat terbarukan," kata Djarot.

Djarot menambahkan, kepercayaan 6 Bank terhadap Asia Pacific Rayon juga sebagai sinyal positif bagi industri tekstil nasional.

 

Baca juga: BI Proyeksi Pembiayaan Korporasi Melejit di Kuartal I 2021

Kepercayaan ini juga menunjukkan kolaborasi yang strategis antara perbankan dan industri tekstil khususnya di sektor hulu.

"Di mana perusahaan tidak hanya produsen serat viscose rayon terpadu, terbesar dan termodern di Indonesia, tapi juga satu-satu produsen serat rayon yang memiliki TKDN hampir 100 persen," kata Djarot.

Pendaan ini juga menunjukkan upaya serius perbankan dan industri untuk meningkatkan investasi di sektor TPT Indonesia. Seperti yang diketahui bersama bahwa industri tekstil ini adalah industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja baik dari sisi hulu yakni perkebunan dan pengolahan bahan baku hingga hilir yakni pabrik kain, garmen serta turunannya.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Simak agenda bisnis Asia Pacific Rayon setelah memperoleh pendanaan Rp 4,5 triliun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Elon Musk Cari Rp 15,53 Triliun untuk Kembangkan Perusahaan Kecerdasan Buatan

Elon Musk Cari Rp 15,53 Triliun untuk Kembangkan Perusahaan Kecerdasan Buatan

Whats New
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi

Whats New
APBN 2024 Dukung Kesejahteraan Anak, dari Layanan Kesehatan hingga Inklusi Digital

APBN 2024 Dukung Kesejahteraan Anak, dari Layanan Kesehatan hingga Inklusi Digital

Whats New
Ada Pembatasan Angkutan Barang Selama Nataru, Simak Jadwal dan Daftar Jalannya

Ada Pembatasan Angkutan Barang Selama Nataru, Simak Jadwal dan Daftar Jalannya

Whats New
Survei Populix: 54 Persen Masyarakat RI Belanja di 'E-commerce', Mayoritas Gen Z

Survei Populix: 54 Persen Masyarakat RI Belanja di "E-commerce", Mayoritas Gen Z

Whats New
6 Dampak Negatif Adanya Pembangunan Ekonomi

6 Dampak Negatif Adanya Pembangunan Ekonomi

Whats New
Di Hadapan Jokowi, Erick Thohir Sebut Bank-bank BUMN Sudah Gelontorkan Rp 1.600 Triliun kepada UMKM

Di Hadapan Jokowi, Erick Thohir Sebut Bank-bank BUMN Sudah Gelontorkan Rp 1.600 Triliun kepada UMKM

Whats New
Lokasi Jadi Faktor Moncernya Bisnis F&B, Benarkah?

Lokasi Jadi Faktor Moncernya Bisnis F&B, Benarkah?

Smartpreneur
Menurut Jokowi, Ini Sektor Industri yang Menjanjikan ke Depan

Menurut Jokowi, Ini Sektor Industri yang Menjanjikan ke Depan

Whats New
Modal Rakyat Sediakan Solusi Pembiayaan untuk UMKM Mamin

Modal Rakyat Sediakan Solusi Pembiayaan untuk UMKM Mamin

Smartpreneur
Di Hadapan Jokowi, Bahlil Minta Tukin Pegawai Kementeriannya Dinaikkan

Di Hadapan Jokowi, Bahlil Minta Tukin Pegawai Kementeriannya Dinaikkan

Whats New
Resiliensi Ekonomi Nasional di Tengah Ketidakpastian Global

Resiliensi Ekonomi Nasional di Tengah Ketidakpastian Global

Whats New
BTN Bentuk Program Pendanaan untuk Investasi di 'Startup'

BTN Bentuk Program Pendanaan untuk Investasi di "Startup"

Whats New
Harga Cabai hingga Kangkung Picu Inflasi di Batam dan Tanjungpinang

Harga Cabai hingga Kangkung Picu Inflasi di Batam dan Tanjungpinang

Whats New
Pemerintah Tambah Utang, Cadangan Devisa RI Naik Jadi 138,1 Miliar Dollar AS

Pemerintah Tambah Utang, Cadangan Devisa RI Naik Jadi 138,1 Miliar Dollar AS

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com