Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Kemenhub: Tingkat Kecelakaan Bus dan Truk Terus Meningkat

Kompas.com - 20/04/2021, 14:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan bus dan truk terus meningkat setiap tahunnya. Operator pun diminta untuk memperhatikan bisnis proses agar menekan kecelakaan bus dan truk.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, kecelakaan lalu lintas melibatkan truk dan bus tidak mencapai 10.000 kasus per tahun di 2010. Namun, tingkat fatalitas ini naik signifikan di 2011 dan terus berlanjut.

Kecelakaan truk dan bus angkanya sebelum 2011 enggak lebih dari 10.000 per tahun, tapi pada 2011 sampai 2018 angka itu naik menjadi 30.000," ujar dia dalam webinar, Selasa (20/4/2021).

Baca juga: Waswas Hadapi Larangan Mudik, Pengusaha PO: Tahun Lalu Sudah Jual Bus Buat Bertahan

Ia pun membandingkan dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang tingkat kecelakannya terus menurun dari tahun ke tahun.

Misalnya, di Eropa pada 2001 tingkat fatalitas kecelakaan mencapai lebih dari 50.000 kasus per tahun. Namun di 2018, Eropa berhasil menekan angka kecelakaan ke 30.000 kasus.

Begitu pula dengan AS yang pada 2001 mencatatkan tingkat fatalitas kecelakaan yang mencapai lebih dari 40.000 kasus. Tapi pda 2018, angkanya sudah ditekan mendekati 30.000 kasus.

Menurut Budi, kedua wilayah tersebut berhasil mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dikarenakan adanya perbaikan peran pemerintah dan operator dalam menjaga pergerakan lalu lintas.

"Nah untuk memitigasi ini, kita perlu belajar dari negara maju lainnya. Seharusnya dengan semakin banyak kita melakukan edukasi dan sosialisasi keselamatan, serta perbaikan regulasi mestinya (tingkat kecelakaan) semakin turun bukan malah semakin tinggi," jelas dia.

Berdasarkan evaluasi kata Budi, terus bertambahnya tingkat kecelakaan lalu lintas di Indonesia tak lepas dari meningkatnya arus distribusi logistik dan pergerakan kendaraan bus.

Namun, kondisi itu tak seharusnya jadi alasan, seban pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk meningkatkan keselamatan

Ia mengungkapkan, ada banyak faktor armada dan sumber daya manusia yang menyebabkan kecelakaan. Di antaranya masalah pada speleng kemudi yang tidak berfungsi dengan baik.

Baca juga: Tempat Wisata Dibuka tetapi Mudik Dilarang, Sandiaga: Pariwisata Bukan Jadi Masalah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Antisipasi Barang Ilegal, Menkop UKM Usul Ada Pelabuhan Khusus Pakaian Impor

Antisipasi Barang Ilegal, Menkop UKM Usul Ada Pelabuhan Khusus Pakaian Impor

Whats New
Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Rilis
Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Kepala Bappenas: Sudah 30 Tahun Indonesia Masih Terjebak jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Kepala Bappenas: Sudah 30 Tahun Indonesia Masih Terjebak jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Rilis
Mobile Banking Neo Commerce Tambah Fitur Remitansi

Mobile Banking Neo Commerce Tambah Fitur Remitansi

Spend Smart
Menkop UKM: Pakaian Impor dan Bekas Ilegal Kuasai 31 Persen Pangsa Pasar Pakaian

Menkop UKM: Pakaian Impor dan Bekas Ilegal Kuasai 31 Persen Pangsa Pasar Pakaian

Whats New
BI: Mata Uang Digital Bank Sentral Perlu Dipromosikan di Kawasan ASEAN

BI: Mata Uang Digital Bank Sentral Perlu Dipromosikan di Kawasan ASEAN

Whats New
BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

Whats New
Beban BPJS Kesehatan untuk Penyakit akibat Polusi Udara Terus Meningkat

Beban BPJS Kesehatan untuk Penyakit akibat Polusi Udara Terus Meningkat

Whats New
Cara Bayar Tagihan Listrik via Shopee, Tokopedia, dan PLN Mobile

Cara Bayar Tagihan Listrik via Shopee, Tokopedia, dan PLN Mobile

Spend Smart
Proyek MRT, Terowongan Stasiun Bundaran HI-Thamrin-Monas Sudah Terhubung

Proyek MRT, Terowongan Stasiun Bundaran HI-Thamrin-Monas Sudah Terhubung

Whats New
4 Bank Gabung Layanan BI-FAST lewat Multi-Tenancy Infrastruktur Sharing

4 Bank Gabung Layanan BI-FAST lewat Multi-Tenancy Infrastruktur Sharing

Whats New
Koper Alissa Wahid Diacak-acak Petugas, Dirjen Bea Cukai: Jadi Bahan Masukan untuk Perbaikan

Koper Alissa Wahid Diacak-acak Petugas, Dirjen Bea Cukai: Jadi Bahan Masukan untuk Perbaikan

Whats New
Grup Modalku Dorong Bisnis UMKM dengan Penerapan ESG

Grup Modalku Dorong Bisnis UMKM dengan Penerapan ESG

Whats New
Stasiun MRT Bundaran HI Kini Telah Tembus ke Stasiun Monas

Stasiun MRT Bundaran HI Kini Telah Tembus ke Stasiun Monas

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+