Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Program 1 Juta Kompor Listrik, Kemenperin Dorong Produksi Dalam Negeri

Kompas.com - 22/04/2021, 13:11 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah terus mengimbau dan mengajak semua pihak untuk memprioritaskan produk dalam negeri dalam memenuhi kebutuhannya.

Hal ini, kata dia, untuk menjaga keberlangsungan usaha sektor industri di tengah dampak pandemi Covid-19.

“Apabila sektor industri tetap beroperasi, tentu saja akan memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional. Misalnya, selain memenuhi kebutuhan masyarakat, juga akan menyumbangkan kepada devisa dari ekspor dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja,” ujar Agus dalam siaran resminya, dikutip Kompas.com, Kamis (22/4/2021).

Baca juga: Erick Thohir: Peminjam Uang di BTN Harus Pengguna Kompor Listrik

Menperin menegaskan, di tengah situasi pandemi saat ini, sektor industri manufaktur dalam negeri terus dipacu untuk menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan masyarakat.

Salah satu sektor industri yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat adalah produsen kompor listrik.

Hal tersebut sejalan dengan Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik/Induksi yang telah diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui penandatanganan MoU untuk diversifikasi kompor gas LPG menjadi kompor listrik.

Guna mendukung program 1 juta kompor listrik ini, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier telah memastikan kemampuan produksi dari industri dalam negeri.

“Saat ini telah ada dua industri dalam negeri yang sudah memproduksi kompor listrik (induksi)," kata Taufiek.

Baca juga: Erick Thohir Sebut Pakai Kompor Listrik Bisa Hemat 20 Persen, Bagaimana Hitungannya?

Pertama, PT Adyawinsa Electrical and Power dengan merek Myamin berkapasitas produksi 17.000 unit per tahun untuk satu lini produksi dan dapat ditingkatkan hingga delapan lini produksi. 

Kedua, PT Maspion, dengan merek Maspion, yang memiliki kapasitas sebanyak 300.000 unit per tahun.

Di samping itu, Ditjen ILMATE juga sudah melakukan koordinasi dengan PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) yang telah menyatakan kesiapannya untuk memproduksi kompor listrik.

“Dengan begitu, kami optimistis industri dalam negeri mampu untuk memenuhi kebutuhan produksi satu juta kompor listrik,” kata Taufiek.

Seperti diketahui, pemanfaatan listrik sebagai energi rumah tangga memiliki keunggulan lebih hemat, praktis, modern, nyaman, aman, ramah lingkungan (tanpa gas CO), tanpa api.

Baca juga: Konversi ke Kompor Listrik, Subsidi Elpiji Bisa Berkurang Rp 4,8 Triliun

Selain itu, Kementerian BUMN menyampaikan bahwa pemerintah dapat menghemat Rp 60 triliun dari nilai impor LPG serta merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan cadangan listrik yang ada untuk dialihkan penggunaannya agar masyarakat dapat beralih ke kompor listrik.

Untuk memastikan Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik ini dapat berjalan dengan dukungan dari industri dalam negeri, Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), serta kementerian dan lembaga terkait lainnya untuk menyusun strategi bersama dalam meningkatkan pererapan kompor listrik/induksi hasil produksi dalam negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com