Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reksadana Saham Loyo, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 26/04/2021, 18:05 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja reksadana saham sepanjang tahun 2021 ini masih terpuruk. Hingga Jumat (23/4/2021), kinerja pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebenarnya masih mencatatkan kinerja positif dengan 0,63 persen secara year to date (ytd).

Namun sayangnya, penguatan tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong kinerja reksadana saham yang tercermin dari kinerja Infovesta Equity Fund Index. Buktinya, kinerja reksadana saham tersebut masih -3,63 persen secara YTD.

Senin (26/4/2021), Infovesta Utama dalam laporan mingguannya menjelaskan, pelemahan kinerja reksadana saham disebabkan oleh penurunan minat investor melalui penurunan unit penyertaan. Lihat saja, hingga bulan Maret 2021, unit penyertaan turun sebesar 1,96 persen.

“Ketidakpastian pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir dan ini menyebabkan investor khawatir serta berjaga-jaga sehingga cenderung menghindari jenis investasi yang memiliki risiko lebih tinggi,” jelas Infovesta Utama dalam risetnya yang dikutip Kontan.co.id.

Selain itu, data-data ekonomi dalam negeri juga dinilai masih kurang baik untuk mendukung kinerja reksadana saham. Misalnya, keputusan Bank Indonesia lewat Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 April yang merevisi proyeksi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 dari 4,8 persen - 5,8 persen menjadi 4,1 persen - 5,1 persen.

Belum lagi, terbatasnya mobilitas masyarakat menyebabkan tingkat konsumsi swasta cenderung stagnan. Alhasil, inflasi Indonesia secara year on year (YoY) hingga bulan Maret, turun ke level 1,37 persen atau turun sebesar 18,45 persen.

Baca juga: Jelang Lebaran, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp 20,8 Triliun

Berdasarkan hal tersebut, kinerja reksadana saham masih bergantung terhadap sentimen pasar yang mempengaruhi minat investor.

Infovesta Utama pun menilai, ke depannya, sentimen terkuat yang dapat menggerakkan minat investor untuk kembali berinvestasi ke dalam reksadana saham adalah adanya pemulihan ekonomi baik secara lokal maupun global yang didorong oleh meredanya kasus Covid-19 setelah program vaksinasi mulai berjalan.

Namun hingga saat ini, kondisi Covid-19 justru masih belum mereda. Bahkan di kasus di India yang malah mencatatkan rekor baru dengan lebih dari 300.000 kasus harian.

Hampir serupa, lonjakan kasus juga terjadi di Jepang, yang akhirnya menetapkan masa darurat untuk wilayah ibu kota Tokyo dan tiga prefektur lainnya yang mulai berlaku sejak 25 April kemarin.

Di Zona Eropa, seperti di Jerman, tingkat infeksi Covid-19 masih meningkat meskipun ada pembatasan sosial ketat, sehingga tidak diharapkan adanya Langkah pelonggaran pembatasan sebelum akhir Mei.

Di Indonesia sendiri, dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 selama masa Lebaran, pemerintah telah mengumumkan adanya larangan mudik.

“Dengan masih minimnya jumlah sentimen positif, maka ke depannya pasar saham diperkirakan masih belum akan kembali ke periode bullish. Sebelum mendapatkan kepastian tersebut, maka investor diperkirakan masih akan cenderung wait and see maupun mengalihkan investasinya kepada instrumen safe haven,” tutup Infovesta Utama. (Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari)

Baca juga: Cara Mendapatkan Diskon Pertamax Rp 300 Per Liter di SPBU

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Ini penyebab kinerja reksadana saham masih loyo di tahun 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com