JAKARTA, KOMPAS.com - Harga daging sapi selalu tinggi menjelang Lebaran. Di beberapa daerah, harga sumber protein hewani ini bahkan tembus Rp 140.000 per kilogram.
"Seperti biasa, solusi instan yang dilakukan pemerintah mengimpor daging sapi. Untuk tahun ini, impor dalam bentuk daging sapi dan daging kerbau didatangkan dari Brasil dan India," kata Ketua Umum Komite Pendayagunaan Pertanian (KPP) Teguh Boediyana dalam keterangannya, Minggu (9/5/2021).
Ia bilang, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan bahkan telah mengeluarkan izin impor daging sapi dan kerbau hingga 100.000 ton atau 100 juta kilogram, setara hampir Rp 10 triliun. Rata-rata impor daging sapi Indonesia tiap tahun setara 1,5 juta ekor sapi.
Di sisi lain, pemerintah sejak 20 tahun lalu menggelontorkan anggaran negara hingga puluhan triliun rupiah untuk program swasembada daging sapi.
Baca juga: Mengingat Lagi Janji Jokowi Tolak Impor Beras Saat Pilpres
"Tapi hasilnya hanya kegagalan dan kegagalan. Padahal anggaran swasembada daging sapi berasal dari APBN yang bersumber dari pajak yang diambil dari keringat rakyat," jelas Teguh.
"Tidak ada pertanggungjawaban apapun atas kegagalan itu dari para pejabat yang membidanginya di setiap level. Seperti tidak ada rasa malu. Begitupun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan aparat penegak hukum lain seperti Polri dan Kejaksaan seperti tidak tertarik mengusutnya, padahal itu nyata-nyata kerugian uang negara," kata dia lagi.
Menurut Teguh, kegagalan program swasembada daging sapi, yang terus berulang setiap tahun dan mengakibatkan kerugian dan pemborosan keuangan negara hingga puluhan triliun rupiah, akibat kegagalan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian dalam merancang program swasembada sapi.
Teguh yang juga mantan Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) berujar, Kementerian Pertanian tidak mampu merumuskan strategi kebijakan pencapaian swasembada daging sapi yang tepat, terukur dan berkelanjutan.
Baca juga: Janji Jokowi Bawa RI Swasembada Kedelai dalam 3 Tahun dan Realisasinya
Ia menuturkan, bahkan sejatinya kegagalan program swasembada daging sapi itu sudah bisa dideteksi dari awal program diluncurkan, tapi terus dipaksakan untuk berjalan.
"Kegagalan program swasembada daging sapi mulai dari tingkat perancangan program, menunjukkan rendahnya kompetensi para pegawai, pejabat di lingkup Kementerian Pertanian, dan keengganan mendengar masukan dari para pemangku kepentingan yang independen dan berpikir murni tentang masa depan bangsa," terang Teguh.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.