Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reksa Dana Pas bagi Pemula, Pahami dan Kenali Risikonya

Kompas.com - 01/06/2021, 10:54 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Minat berinvestasi di kalangan milenial terus berkembang pesat . Faktor pendukungnya adalah likuiditas yang berlebih karena aktivitas konsumtif seperti hangout di kafe ataupun traveling dibatasi.

Dengan dana melimpah, para milenial mencoba hal baru, salah satunya investasi. 

Untuk para investor pemula, sejatinya instrumen investasi reksa dana adalah portofolio yang tepat untuk berinvestasi. Terlebih kini dengan beragam fitur dalam platform digital, kegiatan investasi semakin mudah.

Baca juga: Jumlah Investor Reksa Dana Naik 300 Persen Kurang dari Tiga Tahun

Financial Planner Tejasari Asad memberikan beberapa tips dalam berinvestasi reksa dana. 

Pertama harus mengerti jenis-jenis produk reksadana. Karena standarnya ada empat jenis, jadi harus tahu masing masing risikonya.

Kedua, kenali profil risikonya. Bila profilnya konservatif tentu risikonya akan berbeda dengan yang memilih profil agresif. Ketiga, harus tahu tujuan investasi reksadana ini untuk jangka waktu pendek atau menengah.

"Ini juga jadi penentu memilih jenis reksadana yang akan dibeli. Contohnya, bila untuk jangka pendek, disarankan memilih reksadana pasar uang. Sedangkan jangka panjang reksadana saham," kata Tejasari dalam penjelasan resmi, Selasa (1/6/2021).

Keempat, harus mengerti cara memilih manajer investasi yang tepat. Contohnya, melalui teknologi finansial atau fintech yang memberikan beragam pilihan manajer investasi.

"Jadi kita bisa melakukan diversifikasi dan tersedia banyak pilihan," ucapnya.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Apa Itu Reksa Dana dan Jenis-Jenisnya

Kelima, pelajari bagaimana cara melakukan pembelian, switching, dan penjualan reksa dana. Yang terakhir, jangan lupa mendiversifikasi berupa pemilihan beberapa reksa dana.

Berdasarkan data KSEI, dari kelompok investor di bawah usia 30 tahun juga menguasai 54,9 persen dari total jumlah investor pada 2020. Kontribusi itu naik dibandingkan 2019 yang menyumbang hanya 44,7 persen.

Sementara untuk kelompok investor usia 31-40 tahun justru menurun dari 24,4 persen di 2019 jadi 22,5 persen di 2020. Berikutnya untuk usia 41-50 tahun turun dari 16,4 persen jadi 11,9 persen, serta usia 51-60 tahun menyusut dari 9,6 persen jadi tinggal 6,5 persen. 

Sepanjang tahun lalu, jumlah investor tercatat naik 79,66 persen menjadi 3,18 juta. Tren tersebut masih terus berlanjut di tahun ini. Sepanjang kuartal I 2021, investor reksadana mengalami kenaikan hingga 31,13 persen menjadi 4,17 juta.  

Baca juga: Platform Investasi Reksa Dana Bibit.id Raih Pendanaan Rp 942 Miliar

CEO PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) Sigit Kouwagam menilai pertumbuhan jumlah investor dari kalangan milenial selama pandemi sungguh fantastis.

“Hingga akhir 2020, kami memiliki 1 juta pengguna aplikasi di bawah usia 35 tahun. Jumlah ini melonjak 370 persen sepanjang periode tahun lalu,” katanya.

Adapun yang paling menggembirakan, dari awalnya hanya sekedar coba-coba, para investor dari kalangan usia di bawah 30 tahun ini mulai menjadikan investasi di reksadana sebagai suatu kebiasaan baru.

Menurut Sigit, investor milenial pengguna Bibit semakin terbiasa meracik portofolio reksadana berdasarkan tujuan penggunaannya. Ada yang memberi nama tabungan reksadana untuk biaya nikah, beli rumah, ibadah haji dan bahkan tabungan reksadana untuk pensiun dini di usia muda.

Dari tujuan investasi yang berbeda beda ini, mereka lalu mengoleksi aset reksadana yang relevan. Misalnya mereka beli produk reksadana pasar uang untuk target jangka pendek dan memperbanyak reksadana saham untuk mewujudkan mimpi jangka panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com