Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN EDUKASI KOMPASIANA] Pentingnya Pendidikan Pancasila | Urgensi Cakap Bahasa Inggris | Cara Aman dan Disiplin Anak Menggunakan Gawai

Kompas.com - 03/06/2021, 16:16 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Dalam upaya menghidupkan pendidikan Pancasila itu mesti juga dibarengi dengan pembangunan ilmu pengetahuan Pancasila.

Maksudnya, pembelajaran Pancasila di sekolah mesti lebih mendalamkan nilai-nilai penghayatan, pelaksanaan, dan pembiasaan.

Jika hal itu bisa dimulai secepatnya, bukan lagi sekadar menghafal isi dan pengamalan Pancasila, pasti bisa menjadi nilai karakter yang memengaruhi tingkah laku siswa dalam kehidupannya.

Harapannya, semoga Indonesia merupakan negara multikultural yang butuh membangun kebersamaan dalam keberbedaan agar terus harmonis sebagai suatu bangsa.

1. Pendidikan Pancasila Bukan Pelajaran "Kelas Dua", Kan?

Dulu, Kompasianer Zaldy Chan ingat betul, jika menghadapi ujian Pelajaran Pancasila berapa pun soal yang diagihkan guru, akan mudah dilalui.

Ternyata Kompasianer Zaldy Chan ini punya 3 rumus tersendiri dalam mengerjakan soal-soal itu dengan pilih atau pikirkan jawaban yang paling baik atau berlaku umum di masyarakat.

Akan tetapi kini Kompasianer Zaldy Chan justru menemukan permasalahan akan pendidikan Pancasila ini, seperti posisi pelajaran pendidikan Pancasila di dalam tiga kurikulum berbeda.

"Pelajaran Pancasila hanya 2 jam pelajaran (antara 70-90 menit) dalam satu minggu. Hingga saat ini, di SMP dan SMA juga masih begitu," tulisnya.

Silakan bandingkan dengan jumlah jam pelajaran dalam satu minggu pada mata pelajaran lainnya. (Baca selengkapnya)

2. Urgensi Cakap Bahasa Inggris dan Tips Belajar Secara Autodidak

Keahlian berbahasa Inggris bukanlah sebuah kewajiban yang harus dimiliki oleh semua orang. Entah dalam hal listening, reading, writing, dan speaking.

Maka dari itu, menurut Kompasianer Bayu Samudra jargon Badan Bahasa Indonesia sudah tepat: Lestarikan bahasa daerah, gunakan bahasa Indonesia, dan kuasai bahasa asing (Inggris).

Bahasa Inggris mesti dipelajari dengan membaca kamus Indonesia Inggris dan menulis sebagai isi dari kamus tersebut.

Dengan membaca, kita tentu tahu wujud dari kosa kata bahasa Inggris tersebut.

"Dalam membaca kosa kata tersebut, jangan pikirkan salah dan benarnya ucapan terlebih dahulu, entah dengan logat bahasa Jawa atau bahasa Indonesia," tulis Kompasianer Bayu Samudra. (Baca selengkapnya)

3. Agar Anak Aman dan Disiplin Menggunakan Gawai

Selain mendapat hal positif dari pemakaian gawai, banyak juga hasil penelitian yang mengungkap dampak negatif yang dirasakan.

Mengingat banyaknya efek negatif tersebut, ada beberapa orangtua yang memutuskan untuk tidak memperbolehkan atau memperkenalkan anaknya dengan gawai sama sekali.

Namun, bagi Kompasianer Hayatilah Nur bila orangtua yang menginginkan agar anaknya tidak tertinggal kemajuan teknologi, boleh saja memperkenalkan gawai pada anak.

"Sebaiknya jika ingin mengenalkan gawai, bisa dimulai dari usia tiga tahun. Anak usia tersebut sudah bisa diajak untuk membuat kesepakatan, dan mengenal aturan dalam keluarga," tulis Kompasianer Hayatilah Nur. (Baca selengkapnya)

***

Simak konten-konten menarik lainnya seputar dunia pendidikan di Kompasiana lewat subkategori Edukasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com