Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkeu Usul Pagu Rp 43,19 Triliun Buat 2022, Untuk Apa Saja?

Kompas.com - 10/06/2021, 17:55 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengusulkan pagu indikatif pada tahun 2022 mencapai Rp 43,19 triliun.

Besaran pagu tersebut sudah termasuk 3 sumber dana, yakni rupiah murni, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan Badan Layanan Umum (BLU).

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Heru Pambudi merinci, sumber dana dari rupiah murni Rp 33,6 triliun, PNBP senilai Rp 7,08 miliar, dan BLU mencapai Rp 9,56 triliun.

Baca juga: Hingga Akhir April, Realisasi PEN Baru 22,3 Persen dari Pagu Rp 669,43 Triliun

"Mohon berkenan pimpinan dan anggota dewan yang terhormat untuk dapat menyetujui usulan pagu indikatif Kemenkeu 2022," kata Heru dalam Rapat Kerja Menteri Keuangan bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (10/6/2021).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, besaran pagu indikatif pada tahun 2021 hanya mencapai Rp 33,63 triliun.

Meski begitu, besaran pagu indikatif tetap meningkat dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 31,91 triliun.

"Dilihat secara year on year growth (pertumbuhan tahunan), Kemenkeu anggarannya negatif growth, itu terjadi dua tahun berturut-turut dari tahun 2020-2021. Meski dengan guncangan anggaran yang besar, Kemenkeu tetap menjaga capaian secara internasional," beber Sri Mulyani.

Wanita yang akrab disapa Ani ini menyebut, anggaran akan diarahkan sesuai dengan tema RKP tahun 2022, yakni untuk pemulihan ekonomi nasional dan reformasi struktural.

Baca juga: Begini Penjelasan Stafsus Sri Mulyani soal PPN Sembako

Untuk kebijakan fiskal, besaran pagu indikatif yang dianggarkan Kemenkeu mencapai Rp 27,42 miliar.

Sementara untuk pengelolaan penerimaan negara mencapai Rp 3,21 triliun, dan pengelolaan belanja negara mencapai Rp 18,38 miliar.

Kemudian, besaran pagu indikatif untuk pengelolaan perbendaharaan mencapai Rp 144 miliar, dan dukungan manajemen sebesar Rp 39,79 triliun.

"Negara mengalami Covid-19 maka kita perlu terus memprioritaskan Covid-19. Namun kita perlu reform, baik transformasi ekonomi maupun reformasi internal sendiri, seperti perpajakan, penganggaran, dan pembiayaan (supaya) makin inovatif," pungkas Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com