Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
E-COMMERCE

Jeli Melihat Peluang, Wilson Sukses Bangun Bisnis Penyedia Suvenir Handuk dari Nol

Kompas.com - 14/06/2021, 16:13 WIB
Alek Kurniawan,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Agar sukses menjalankan bisnis, seorang entrepreneur harus jeli melihat peluang sekecil apa pun. Selain itu, produk yang ditawarkan juga harus bermanfaat untuk kebutuhan masyarakat luas.

Hal itulah yang menjadi perhatian seorang entrepreneur asal Jakarta, Wilson Gunawan.Wilson, begitu ia akrab disapa, menemukan peluang bisnis dari produk yang umum dipakai masyarakat, yakni handuk.

Handuk merupakan produk yang tidak lepas dari kegiatan manusia sehari-hari. Kegunaannya begitu esensial. Ada banyak jenis handuk yang kerap digunakan, di antaranya handuk wajah, handuk tangan, dan handuk mandi.

Pada 2015, Wilson memulai bisnisnya dengan menjual handuk standar untuk kebutuhan mandi dengan nama brand Towel Boss.

Setelah sekian lama berkutat dengan produk handuk biasa, Wilson melihat peluang lain bahwa handuk bisa dijadikan sebagai sebuah produk suvenir atau gift set. Dengan dikreasikan sedemikian rupa, handuk bisa memiliki daya tarik lebih.

Pada 2019, Wilson pun mengubah nama mereknya menjadi Howel and Co. Sejak saat itu, Wilson bercerita bahwa Howel and Co memilih untuk memasarkan produknya secara online dan bergabung dengan salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, Shopee.

Baca juga: Unilever Indonesia dan Shopee Dorong Konsumen Terapkan Eco Lifestyle

“Sejak bergabung dengan Shopee, kami memfokuskan diri untuk menjalankan usaha 100 persen secara online,” ujar Wilson dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (14/6/2021).

Follower Howel and Co di Shopee sudah mencapai lebih dari 165.000 pengikut setia yang selalu mendapat update produk-produk Howel and Co secara berkala. DOK. HOWEL AND CO Follower Howel and Co di Shopee sudah mencapai lebih dari 165.000 pengikut setia yang selalu mendapat update produk-produk Howel and Co secara berkala.

Kian berkembang

Setelah beralih sepenuhnya ke ranah online, usaha Howel and Co semakin bertumbuh. Seiring dengan pertumbuhan itu, deretan produk Howel and Co pun berkembang. Sejumlah produk handuk yang dikembangkan Howel and Co jadi kian beragam, seperti handuk mandi pasangan, handuk mandi anak, bathrobe, slippers, sajadah berbahan handuk, dan piyama tidur.

Hingga saat ini, bisnis Howel and Co sudah berjalan selama tiga tahun di Shopee. Setelah memfokuskan bisnis di ranah e-commerce, Wilson mengatakan bahwa terjadi peningkatan penjualan yang begitu signifikan, terutama dengan dukungan subsidi gratis ongkos kirim (ongkir) yang diberikan oleh Shopee.

“Hal yang paling terasa adalah peningkatan penjualan kareana adanya subsidi ongkir. Selain itu, terdapat fitur dashboard dan insight yang tersedia di Seller Center Shopee sehingga kami bisa menganalisis data penjualan,” kata Wilson.

Asistensi yang diberikan oleh pihak Shopee secara berkala, lanjutnya, menjadi evaluasi bagi Howel and Co untuk terus meningkatkan kualitas produksi serta menghadirkan pilihan produk-produk yang banyak dicari oleh konsumen.

Baca juga: Waspada Penipuan Minta Kode OTP Atasnamakan Shopee, Ini Penjelasannya

“Kami memiliki tujuan utama untuk bisa menjadi top of mind konsumen ketika mereka ingin mencari hadiah. Berbekal memiliki tujuan utama ini, kami selalu menerapkan inovasi di segala aspek, baik itu dari sisi pelayanan, produk, operasional, maupun strategi pemasaran yang tepat,” jelas Wilson.

Deretan produk Howel And Co pun berkembang seiring pertumbuhan usaha yang semakin masif secara online. Sejumlah produk handuk yang dikembangkan Howel and Co jadi kian beragam, seperti handuk mandi pasangan, handuk mandi anak, bathrobe, slippers, sajadah, dan piyama tidur.DOK. HOWEL AND CO Deretan produk Howel And Co pun berkembang seiring pertumbuhan usaha yang semakin masif secara online. Sejumlah produk handuk yang dikembangkan Howel and Co jadi kian beragam, seperti handuk mandi pasangan, handuk mandi anak, bathrobe, slippers, sajadah, dan piyama tidur.

Puncak bisnis

Dengan segala strategi dan upaya yang dijalankan, dinamika pertumbuhan Howel and Co menunjukkan perkembangan secara positif. Puncaknya terjadi pada tahun ketiga berjualan di Shopee. Howel and Co memutuskan untuk mengubah status tokonya menjadi Shopee Mall.

Hadir sebagai toko Shopee Mall membawa impresi yang lebih baik bagi konsumen. Sebab, toko Howel and Co tampil secara resmi dan bersanding dengan banyak brand ternama lainnya.

Kini, toko online Howel and Co di Shopee sudah memiliki lebih dari 165.000 follower yang selalu mendapat update produk-produk Howel and Co secara berkala.

Bahkan, sejak bergabung dengan Shopee, Howel and Co sudah mencapai peningkatan transaksi hampir 14 kali lipat dibandingkan transaksi pada 2018.

Hingga saat ini, Howel and Co berhasil membuka lapangan kerja bagi lebih dari 130 karyawan yang terdiri dari penjahit, tukang bordir, desainer, customer service, tim sosial media, dan berbagai posisi pekerjaan lainnya.

Baca juga: Percepat UMKM Go Digital, Pemprov Jabar dan Shopee Bangun Shopee Center

Di awal 2020, usaha yang Wilson bangun pun terus berkembang hingga berhasil memiliki lahan usaha seluas 1.000 meter persegi yang digunakan untuk kantor, pusat operasional, dan gudang. Padahal, dulunya Wilson hanya memulai dari satu rumah sebagai pusat operasional dan gudang, tanpa ruang kantor tersendiri.

“Bagi saya pribadi, momen paling membanggakan adalah Howel and Co bisa bertumbuh dari yang awalnya saya sendiri, sekarang sudah mempunyai tim sampai ratusan orang. Dari yang awalnya hanya berjualan handuk, lanjut Wilson, sekarang sudah punya beberapa kategori produk baru,” kata Wilson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com