Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN LYFE KOMPASIANA] WFO pada Masa PPKM Darurat | Strategi Membangun "Exemplary Leadership" | Kekecewaan Terganti Memaafkan lewat Foto

Kompas.com - 09/07/2021, 11:19 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Tetap bekerja ke kantor saat dilaksanakannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat itu menjadi dilema bagi banyak pekerja.

Meski pada satu sisi perusahaan mengupayakan penyediaan masker dan perlengkapan kesehatan, seperti hand sanitizer, vitamin atau suplemen kesehatan secara rutin bagi pekerja.

Sedangkan pada sisi lainnya para pekerja ini khawatir bisa tertular ketika mesti berangkat ke kantor.

Pasalnya dalam kondisi seperti ini mesti mengedepankan aspek kesehatan yang menjadi tanggung jawab bersama.

1. WFO pada Masa PPKM Darurat, Dilematisnya Menjadi Seorang Karyawan

WFO atau bekerja di kantor menjadi dilema tersendiri bagi para karyawan seperti pemotongan gaji, misalnya, jika tidak ingin bekerja dari kantor.

Tetapi tetap masuk kerja menunaikan kewajiban, tidak sedikit pekerja yang terpapar dan harus isolasi mandiri.

"Risiko terbesar menurut saya bukan ketika berada di kantor. Saya percaya banyak perusahaan yang sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat," tulis Kompasianer Meirri Alfianto.

Potensi terbesar terpapar justru berada di sepanjang perjalanan menuju tempat kerja. Lihatlah bagaimana kemacetan malah mengular saat PPKM diberlakukan. (Baca selengkapnya)

2. Strategi Membangun "Exemplary Leadership"

Ada banyak faktor kenapa seseorang bisa menjadi pemimpin: dari memulai dari fase terbawah hingga rekomendasi orang lain.

Apapun caranya tidak menjadi masalah, karena masalahnya bukan pada proses menjadinya, tapi menurut Kompasianer Taura justru setelah terjadinya.

Ya, setelah menjadi pemimpin, apakah Anda akan diikuti oleh pengikut Anda, diikuti secara terpaksa karena bawahan Anda butuh bekerja, atau memang diikuti karena Anda layak untuk diikuti?

"Jika ada satu hal yang akan selalu diingat oleh siapa saja yang pernah Anda pimpin, maka hal itu adalah kemampuan Anda menjadi model dalam kehidupan," tulis Kompasianer Taura. (Baca selengkapnya)

3. Berawal dari Foto, Kekecewaan Terganti Memaafkan

Begitu banyak kenangan menyenangkan, kenangan baik yang terjadi dibandingkan dengan rasa kecewa yang ternyata bisa disembuhkan bahkan hanya dari melihat foto.

Lewat foto-foto tersebut kita bisa belajar: lebih baik memaafkan, melupakan dan melihat kebaikannya. Itu jauh lebih berarti dan lebih membuat tenang hati.

"Dan foto pun bisa menjadi obat rindu bagi yang kehilangan sosok yang disayanginya," tulis Kompasianer Mira Miew.

Foto adalah saksi dari momen dan kenangan yang pernah kita alami bersama orang-orang yang kita sayangi ataupun momen istimewa lainnya. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com