Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Ekonomi Tetap Positif, Sri Mulyani Minta Masyarakat Disiplin Prokes

Kompas.com - 12/07/2021, 11:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan kuartal IV 2021 tetap positif, meski kebijakan PPKM Darurat pada awal Juli 2021 menurunkan mobilitas warga.

Bendahara Negara ini mengungkapkan, konsumsi yang menurun pada bulan Juli 2021 perlu digenjot di bulan berikutnya, yakni pada bulan Agustus-September 2021.

Konsumsi tersebut bisa digenjot hanya dengan mengendalikan virus Covid-19 bersama, disiplin menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Baca juga: PPKM Darurat, Begini Skenario Kinerja Ekonomi RI Menurut Sri Mulyani

"Kami masih berharap kalau ini bisa kita kendalikan bersama, masyarakat disiplin menerapkan 5M, tidak hanya memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, tapi terus mengingatkan satu sama lain, vaksinasi berjalan, maka kita berharap Agustus-September kita bisa mengejar karena adanya penurunan pada Juli ini. Dengan demikian kita berharap masih akan ada pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal III-IV," kata Sri Mulyani dalam CNBC Squawk Box, Senin (12/7/2021).

Wanita yang akrab disapa Ani ini tak memungkiri, pukulan berat pandemi yang memaksa pemerintah memberlakukan PPKM Darurat akan mempengaruhi pertumbuhan di bulan Juli.

Apalagi, bulan Juli secara musiman biasanya identik dengan hari libur anak sekolah. Jika tidak ada pandemi, anak-anak sekolah beserta keluarganya akan semangat melakukan konsumsi, berupa rekreasi, makan di restoran, hingga menginap di tempat wisata.

"Namun karena Covid-19 kegiatan itu tidak terjadi. Sekarang karena pukulannya sangat berat pada kuartal III tahun ini terutama Juli, pasti ini mempengaruhi," ungkap Ani.

Secara keseluruhan, pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi di rentang 3,7 persen hingga 4,5 persen. Jika Covid-19 bisa dijaga pada level moderat dan aktifitas masyarakat kembali pulih, maka Indonesia bisa tumbuh 4,5 persen sepanjang tahun ini.

"Tapi kalau ini (peningkatan kasus) agak panjang, maka bisa turun pada angka 3,75 persen," pungkas dia.

Baca juga: Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Tetap Tumbuh 7 Persen pada Kuartal II-2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com