Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Masalah, Pengusaha Makanan Minta Food Estate Terintegrasi dengan Industri

Kompas.com - 13/07/2021, 17:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) mengingatkan, proyek food estate harus terintegrasi dengan industri pendukungnya.

Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman mengatakan, relevansi komoditas pertanian di food estate dengan industri pendukungnya membuat sistem logistik jadi terarah.

"Jangan sampai food estate menghasilkan produk pertanian, tapi industri jauh dari sana sehingga terjebak masalah logistik. Indonesia ini sangat rawan terhadap logistik," kata Adhi dalam Investor Daily Summit, Selasa (13/7/2021).

Baca juga: Pemerintah Diminta Evaluasi Total Program "Food Estate"

Adhi menuturkan, masalah logistik ini makin runyam sejak pandemi Covid-19 menghantam Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, pandemi menciptakan ketidakseimbangan logistik antar negara.

Akibat ketidakseimbangan itu, pengekspor sulit mencari kontainer dan kapal sehingga terjadi krisis pengiriman barang.

"Padahal seharusnya ekspor kita bisa jauh lebih besar kalau tidak terjadi krisis logistik. Kita juga mengalami krisis komoditas karena ketidakseimbangan permintaan dan produksi, kebutuhan meningkat terjadilah kenaikan banyak produk pangan," ujar dia.

Lebih lanjut dia menyebut, integrasi food estate dengan industri pendukungnya membuat produksi barang setengah jadi (semi-process) bisa dihasilkan di tempat yang sama.

Biasanya selama ini, Indonesia mengimpor produk semi proses atau intermediate untuk memenuhi kebutuhan baku di industri hilir.

Adanya integrasi food estate dengan industri yang relevan bakal mampu menekan angka impor produk tersebut.

"Jadi kita harus sinkron. Kalau menentukan komoditi apa yang dibangun di food estate, industrinya (juga) harus terlibat di sana sehingga semi proses paling tidak bisa dihasilkan kemudian dibawa ke industri hilir," pungkasnya.

Baca juga: Gapmmi Ungkap Cara Pengusaha Restoran Bertahan di Tengah Pandemi

Sebelumnya diberitakan, Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Pertanian untuk mengevaluasi total program food estate yang dinilai tidak memiliki target produksi yang terukur.

Oleh karena itu, Komisi IV meminta Kementerian Pertanian melakukan evaluasi paling lambat pada Agustus 2021 terkait program tersebut untuk kemudian dibahas kembali.

"Komisi IV DPR RI mengkritisi program food estate yang dinilai tidak memiliki target produksi yang terukur," kata pimpinan rapat dari Komisi IV Anggia Erma Rini saat membacakan kesimpulan rapat kerja dengan Menteri Pertanian, sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (21/6/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com