Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN WISATA KOMPASIANA] 10 Destinasi di Kota Vancouver Kanada | Menggapai Atap Dunia, Everest Base Camp | Fenomena Hotel Kasino di Las Vegas Strip

Kompas.com - 27/07/2021, 22:00 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

2. Fenomena Hotel Kasino Raksasa di Las Vegas Strip

Hotel dan kasino telah lama menyatu di Las Vegas. BHampir semua hotel besar di kota judi ini memiliki fasilitas kasino.

Mmeskipun industri pariwisata global masih terpuruk, sebuah hotel baru berukuran raksasa kembali menyesaki "The Strip", bulevar terkenal di Las Vegas yang dipenuhi deretan hotel dengan jumlah kamar fantastis, dari sekira 2.000 hingga lebih dari 5,000 kamar.

Menurut Kompasianer Tonny Syiariel sejarah industri perhotelan di Las Vegas sejatinya adalah fenomena yang paling menarik diamati. Bahkan bisa dibilang industri ini berkembang seiring sejalan dengan mulai dibangunnya kota ini pada tahun 1905.

Las Vegas dibangun di Clark County, di negara bagian Nevada. Tidak seperti banyak kota ternama di dunia yang didirikan di antara sebuah sungai, di tepi danau ataupun di dekat laut.

"Las Vegas begitu berbeda. Kota ini dibangun di suatu lanskap yang sebagian besar berbatu dan gersang. Di suatu lembah yang dikelilingi pegunungan gersang di Gurun Mojave," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Menggapai Atap Dunia, Everest Base Camp

Kompasianer Shinta Tedjaningsih bercerita pengalamannya saat mengunjungi Everest Base Camp.

Menurut dia, Everest Base Camp adalah rute klasik, tempat tujuan akhir para trekker yang tak punya keahlian khusus untuk mendaki kecuali mampu berjalan kaki, mental kuat dan "berfoto selfie", juga tanpa memerlukan peralatan pendakian yang banyak.

Karena kalau mendaki lebih ke atas lagi dari Base Camp, maka kita akan dicatat sebagai bagian dari "orang-orang gila" sejati yang mencoba menaklukan ego diri, menafikan akal sehat, menembus segala batas-batas kemampuan fisik dan mental manusia mencapai ujung dunia, titik tertinggi.

Tantangan EBC adalah "hanya" treking berjarak 65 km dari ketinggian 2790 meter menuju 5365 meter.

Namun turun naiknya ekstrem, jadi maklum saja kalau trek tersebut dilakukan dalam kurun waktu 8 hari naik dan 4 hari turun termasuk 2 hari aklimatisasi.

"Para operator atau guide tidak pernah mau melalukan lebih singkat dari sini, karena akan sangat membahayakan bagi pendaki jika tidak cukup aklimatisasi," tulisnya. (Baca selengkapnya) (IBS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com