Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Minta Sebagian Dana Desa untuk Belanja Alat Tes Covid-19

Kompas.com - 03/08/2021, 01:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan meminta sekitar delapan persen dana desa bisa dialokasikan untuk membeli alat deteksi Covid-19.

Hal itu dilakukan untuk bisa menekan angka kematian akibat Covid-19 serta bisa mencegah kasus kematian saat isolasi mandiri.

"Juga di sini pemanfaatan dana desa delapan persen untuk pembelian barang-barang yang diperlukan untuk deteksi secara dini. Jangan sampai ada yang meninggal lagi di kediaman atau isolasi mandiri," ujar Luhut dilansir dari Antara, Selasa (3/8/2021).

Luhut menjelaskan pemerintah melakukan berbagai intervensi menyusul tingginya angka kematian akibat Covid-19.

Baca juga: PPKM Diperpanjang Sampai Tenggal Berapa? Ini Informasi Terbarunya

Intervensi itu mulai dari pembentukan satgas untuk menjemput pasien dan membawanya ke isolasi terpusat (isoter), mendorong 3T (testing, tracing dan treatment) secara masif hingga memastikan pasokan oksigen dan obat-obatan.

"Pemerintah juga sudah melihat pemenuhan kebutuhan oksigen dan obat sudah semakin baik. Saya ulangi, kebutuhan oksigen dan obat sudah semakin baik," ujar Luhut.

"Dan kami juga berkoordinasi dengan Kementerian Perekonomian yang menangani di luar Jawa yang saat ini kelihatan naik agar (kebutuhan) oksigen itu juga bersama-sama kita bisa atasi tekanannya (pemenuhannya)," kata Luhut lagi.

Khusus untuk sejumlah daerah dengan kasus yang masih tinggi, Luhut mengatakan kapasitas rumah sakit juga terus ditingkatkan.

Baca juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Level 4 di 21 Provinsi Luar Jawa-Bali

Pemerintah juga terus memobilisasi pasien Covid-19 yang tadinya melakukan isolasi mandiri untuk dibawa ke isolasi terpusat guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Terlebih, fasilitas di isolasi terpusat dilengkapi dokter, perawat, obat-obatan, oksigen dan konsumsi untuk pasien.

"Sudah kami siapkan 49.000, saya ulangi 49.000 tempat tidur di Pulau Jawa dan Bali sehingga kita ingin dengan testing, tracing, ini harus bisa kita isi sebanyak mungkin sehingga kita bisa pastikan memisahkan orang-orang yang kena Covid-19 dari keluarganya sehingga klaster keluarga itu bisa kita kurangi," ujar Luhut.

Perawatan di isoter juga dinilai dapat mengurangi kasus kematian karena saturasi oksigen yang menurun. Ia menyebut banyak kasus kematian terjadi karena pasien baru dibawa ke rumah sakit setelah saturasi pasien turun dan memburuk sehingga terlambat mendapatkan penanganan.

Baca juga: Hingga Juli 2021, Program PEN Sudah Terealisasi 41 Persen

"Isolasi-isolasi terpusat di level desa, kecamatan, kabupaten, kota atau di level provinsi sangat penting untuk pasien pasien berisiko tinggi ataupun yang di rumahnya ada ibu hamil, orang tua, orang komorbid," ujar Luhut.

Kritis

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyimpulkan peningkatan kasus kematian akibat Covid-19 di 20 kabupaten/kota di Pulau Jawa karena pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi berat dan kritis.

"Kita mengamati, ada perbedaan dibandingkan dengan yang sebelumnya, bahwa kematian itu terjadi kalau sebelumnya rata-rata itu delapan hari dirawat, sekarang rata-rata empat sampai delapan hari sudah wafat. Jadi lebih cepat," kata Budi Gunadi Sadikin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com