Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Bos BEI Rayu Perusahaan Unicorn untuk IPO

Kompas.com - 06/08/2021, 06:52 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan teknologi berbasis e-commerce, Bukalapak secara resmi melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (6/8/2021) pagi.

Hal ini menjadi harapan bagi pelaku Pasar Modal di Indonesia, untuk menarik banyak investor baru.

Berembus kabar bahwa perusahaan teknologi terbesar berstatus unicorn, Gojek dan Tokopedia (GoTo) juga tertarik ingin mencatatkan saham perdana di Bursa.

Baca juga: Bukalapak, Startup Unicorn Indonesia Pertama yang Gelar IPO

BEI pun berupaya mengembangkan peraturan Multiple Voting Share (MVS) yang tujuannya mengakomodir IPO dari para perusahaan unicorn.

Kemudian, pengembangan edukasi investor berbasis teknologi, penyempurnaan mekanisme perdagangan mulai dari pre closing, market order, hingga periodic order, otimalisasi sistem pengawasan, pengembangan sistem co-location Anggota Bursa, sampai dengan optimalisasi layanan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA).

Mengenai sederet upaya yang dilakukan BEI untuk memikat para perusahaan unicorn maupun decacorn, mengetahui perusahaan teknologi yang bakal IPO, sekaligus potensi kapitalisasi pasar ketiga perusahaan tersebut masuk, berikut penjelasan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi secara eksklusif kepada Kompas.com.

Baca juga: IPO Bukalapak Dongkrak Kapitalisasi Pasar BEI hingga RP 87,6 Triliun

Apa saja inisiatif BEI terkait regulasi atau peraturan bagi perusahaan berstatus unicorn untuk dapat melantai di Bursa?

Regulasi pengembangan peraturan Multiple Voting Share (MVS) untuk mengakomodir dari unicorn untuk IPO ditargetkan akan selesai tahun ini, kapan hal tersebut akan terealisasi?

Dirut BEI: Ini sudah kita bicarakan cukup lama, kalau enggak salah dari bulan Juni, ini (MVS) sudah digodok dan sudah making rule. Kalau sudah making rule kita harapkan secepatnya bisa keluar, dan mudah-mudahan tahun ini lah bisa keluar. (Sekitar) September atau Oktober, kira-kira mudah-mudahan.

Ini kan perubahan satu hal untuk mengakomodir agar saham-saham teknologi bisa masuk ke Papan Utama. Kita harapkan (perusahaan teknologi) tahun ini masuk. Kalau penggodokan sudah dari sejak awal, sudah cukup lama.

Sekarang sudah making rule, artinya sudah kita sebarkan ke stakeholder, kita mintakan input-input, termasuk ke kita juga apakah ada tambahan. Begitu making rule ini selesai, ya sudah, insya Allah bisa jalan.

Baca juga: Kredivo Umumkan Rencana Merger dan IPO, Berapa Valuasinya?

Bisa disebutkan selain Bukalapak adakah perusahaan unicorn lain yang berniat untuk listing di Bursa? Kami mencatat, bapak pernah menyebutkan tiga perusahaan unicorn akan melantai di Bursa?

Dirut BEI: Saya katakan ada dua atau tiga (calon IPO unicorn) gitu ya. Kalau yang buka Bukalapak, sudah selesai dan listing-nya di hari Jumat ini.

Saya dengar dari Pak Nassar, animo masyarakat cukup bagus ya. Mudah-mudahan ini awal bulan, saham teknologi yang cukup bagus yang masuk ke Bursa.

Kenapa kok saya bilang dua atau tiga, karena yang berikutnya itu GoTo, Gojek dan Tokopedia. Ya mudah-mudahan kita upayakan GoTo go public di kita (BEI).

Kemudian yang lain-lainnya, tentunya tidak bisa saya sebutin ya. Tapi ada beberapa unicorn-unicorn yang potensial dan juga untuk masuk ke Bursa Efek.

Tentunya ini akan berdampak positif terhadap Pasar Modal Indonesia. Proposal GoTo sendiri sudah masuk ke BEI atau OJK? Itu masih proses.

Aku enggak bisa terlalu banyak ngomong, masih dalam proses. Mudah-mudahanlah bisa dalam tahun ini juga.

Baca juga: Lewat Ajaib, Investor Ritel Mulai Booking Saham IPO Bukalapak

Bakal melantainya perusahaan kategori unicorn di Bursa, akankah BEI melakukan revisi target rata-rata nilai transaksi harian atau RNTH tahun ini yang sebesar Rp 8,5 triliun?

Dirut BEI: Saya harapkan demikian. Kita enggak usah omongin GoTo dulu dah karena ini dalam proses. Sekarang yang sudah masuk ini kan Bukalapak. Dengan adanya Bukalapak ada pertambahan kapitalisasi. Apalagi ini nanti, ada unicorn lainnya yang masuk, apakah GoTo atau unicorn-unicorn yang lain.

Atau di luar unicorn, ada juga beberapa calon yang sebetulnya bisa menjadi calon emiten kita (di Bursa Efek). Kalau semua (perusahaan unicorn) itu masuk, insya Allah kapitalisasi kita mungkin, ini kemungkinan ya, bisa naik sekitar Rp 500 triliun.

Baca juga: Serikat Pekerja PLN Tolak Rencana Privatisasi dan IPO Melalui Holding

Apakah perusahaan kategori unicorn yang akan melantai di Bursa dapat menarik investor asing untuk membeli saham-saham di dalam negeri?

Dirut BEI: Saya yakin, pasti (menarik minat investor asing). Karena pertama, kapitalisasi kita naik. Kedua, saham teknologi ini memang lagi menarik sekali, lagi seksi. Apalagi kita punya penduduk yang begitu banyaknya makanya kita punya unicorn enggak hanya satu.

Karena daya tariknya itu betul-betul, misalnya Gojek. Itu sudah berapa juta yang makai Gojek? Ini belum sampai ujungnya, masih banyak teknologi ke depan makin banyak pelanggannya, terus UMKM yang masuk. Persis seperti Bukalapak.

Tidak tertutup kemungkinan saham-saham teknologi tersebut masuk ke dalam MSI. Menurut saya kalau sudah masuk ke MSI dengan sendirinya akan masuk ke kantong pembeli portofolio teknologi di saham-saham tersebut. Jadi, kalau saya lihat ini memang merupakan daya tarik.

Baca juga: Targetkan Rp 21,9 Triliun dari IPO, Bukalapak Siap Perang Antar E-Commerce

Tentunya dengan adanya BL (Bukalapak) saja ini ya, investor yang baru masuk juga lumayan signifikan. Tadi saya sudah ngomong kalau jumlah investor saham saja 2,5 juta sampai Juni.

Saya enggak tahu dengan adanya BL ini nambah berapa lagi. Tapi, cukup signifikan. Insya Allah (dengan adanya IPO para unicorn) akan menambah SID kita. Terus yang kedua, akan menambah likuiditas di market.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com