Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Menteri Investasi, Ini Penyebab UMKM Enggan Urus Izin Usaha

Kompas.com - 12/08/2021, 15:54 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) enggan mengurus izin usaha karena biaya mengurus izin lebih mahal dari nilai usahanya.

Akibatnya, UMKM tersebut akan kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari perbankan. Tercatat dari total kredit Rp 6.000 triliun pada akhir 2019 lalu, kredit UMKM hanya Rp 1.127 triliun alias tak lebih dari 20 persen.

"Kenapa UMKM cuma dapat 18 persen (kredit dari total Rp 6.000 triliun)? Ternyata (banyak) UMKM kita tidak formal karena biaya izin lebih mahal dari usahanya," kata Bahlil dalam webinar OSS RBA, Kamis (12/8/2021).

Baca juga: Dulu, Urus Izin Usaha di RI Hanya Tuhan yang Tahu Kapan Selesainya

Bahlil mengaku punya pengalaman tersendiri ketika dia masih mengurus izin sebagai seorang pengusaha. Mengurus izin di dinas kabupaten saja tak kunjung selesai, memakan waktu dan memakan biaya.

"Dulu waktu saya jadi pengusaha mengurus perizinan ditingkat dinas kabupaten saja bisa berbulan-bulan. Sudah kita antre, pake uang pula. Jadi kapan negara ini mau maju?," beber dia.

Kata Bahlil, hal ini pula yang membuat anak muda enggan menjadi entrepreneur. Padahal bursa tenaga kerja bisa menyempit tiap tahun karena tidak ada investasi yang masuk.

"Ini kenapa adik-adik kita mahasiswa enggak mau jadi pengusaha. Saya bilang pengusaha itu ada dua, pengusaha karena nasab dan pengusaha nasib. Tapi yang bagus adalah gabungan keduanya, maka itu jangan dikasih susah (izinnya)," sebut Bahlil.

Untuk itu pemerintah merancang Online Single Submission (OSS) atau Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik yang bisa diakses di manapun tanpa perlu datang ke kementerian atau lembaga (K/L) ataupun pemerintah daerah terkait.

Baca juga: Cara Cek Penerima BSU Rp 1 Juta via WA BPJS Ketenagakerjaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com