JAKARTA, KOMPAS.com - Hunian bertema transit oriented development (TOD) diproyeksi akan semakin diminati masyarakat, khususnya yang berada di wilayah aglomerasi seperti di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Head of Advisory Services of Colliers International Indonesia Monica Koesnovagril mengatakan, hal tersebut selaras dengan semakin tingginya kebutuhan hunian yang dekat dengan fasilitas transportasi publik.
Menurut Monika, jika dijalankan dengan baik, TOD akan menjadi sebuah konsep hunian yang ideal bagi masyarakat.
Baca juga: Lagi, Pemerintah Minta Bantuan BI Serap Surat Utang Rp 224 Triliun
Pasalnya, TOD merupakan hunian terintegrasi dengan sarana transportasi publik di tengah atau dekat dengan pusat kota sehingga bisa membantu masyarakat memangkas waktu perjalanan yang biasanya menjadi persoalan.
"Perjalanan menjadi lebih dekat, apalagi kalau misalnya TOD-nya ini LRT," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (24/8/2021).
Selain itu, berbagai insentif yang telah digelontorkan oleh pemerintah juga akan meningkatkan tingkat hunian berkonsep TOD.
Belum lama ini, pemerintah memperpanjang jangka waktu pemberian insentif pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung negara untuk penyerahan rumah tapak atau satuan rumah susun bagi rumah komersial dengan harga di bawah Rp 2 miliar per unit di pasar perdana.
Per Maret lalu, Bank Indonesia juga melonggarkan rasio Loan to Value (LTV) untuk mendorong sektor properti bangkit dari pandemi. Di luar itu, lembaga pembiayaan juga memberikan sejumlah keringanan.
"Sejumlah insentif tersebut diperkirakan menambah tingkat keterjangkauan hunian berbasis TOD oleh konsumen," kata Monica.
Baca juga: Pemerintah Bangun 900 Unit Rumah Warga Disulap Jadi Hunian Wisata