Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hunian dengan Konsep TOD Akan Semakin Dicari Konsumen, Ini Alasannya

Kompas.com - 24/08/2021, 12:33 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hunian bertema transit oriented development (TOD) diproyeksi akan semakin diminati masyarakat, khususnya yang berada di wilayah aglomerasi seperti di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Head of Advisory Services of Colliers International Indonesia Monica Koesnovagril mengatakan, hal tersebut selaras dengan semakin tingginya kebutuhan hunian yang dekat dengan fasilitas transportasi publik.

Menurut Monika, jika dijalankan dengan baik, TOD akan menjadi sebuah konsep hunian yang ideal bagi masyarakat.

Baca juga: Lagi, Pemerintah Minta Bantuan BI Serap Surat Utang Rp 224 Triliun

Pasalnya, TOD merupakan hunian terintegrasi dengan sarana transportasi publik di tengah atau dekat dengan pusat kota sehingga bisa membantu masyarakat memangkas waktu perjalanan yang biasanya menjadi persoalan.

"Perjalanan menjadi lebih dekat, apalagi kalau misalnya TOD-nya ini LRT," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (24/8/2021).

Selain itu, berbagai insentif yang telah digelontorkan oleh pemerintah juga akan meningkatkan tingkat hunian berkonsep TOD.

Belum lama ini, pemerintah memperpanjang jangka waktu pemberian insentif pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung negara untuk penyerahan rumah tapak atau satuan rumah susun bagi rumah komersial dengan harga di bawah Rp 2 miliar per unit di pasar perdana.

Per Maret lalu, Bank Indonesia juga melonggarkan rasio Loan to Value (LTV) untuk mendorong sektor properti bangkit dari pandemi. Di luar itu, lembaga pembiayaan juga memberikan sejumlah keringanan.

"Sejumlah insentif tersebut diperkirakan menambah tingkat keterjangkauan hunian berbasis TOD oleh konsumen," kata Monica.

Baca juga: Pemerintah Bangun 900 Unit Rumah Warga Disulap Jadi Hunian Wisata

Berbagai insentif pemerintah terbukti mampu mendorong kinerja sektor properti di Indonesia.

Hal tersebut terefleksikan dari Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Pasar Primer Bank Indonesia yang mengindikasikan indeks harga properti residensial terus naik.

Pada kuartal II-2021, indeks harga properti tercatat 215,77 dan diperkirakan akan naik menjadi 215,88 pada kuartal III-2021. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang hanya berada di kisaran 211-213.

Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti (ADCP) Rizkan Firman menyatakan, perseroan tengah gencar mengembangkan properti berbasis TOD.

ADCP tercatat memiliki portofolio kuat dari proyek TOD baik eksisting maupun baru yang terletak di 7 dari 17 stasiun LRT Tahap I di Jabodetabek.

Baca juga: Naik Rp 7.000 Per Gram, Ini Daftar Harga Emas Antam Terbaru

Seluruh kawasan itu memiliki total unit lebih dari 54.000 unit, dengan landbank sebesar 140 hektar yaitu LRT City Bekasi - Eastern Green, LRT City Bekasi - Green Avenue, LRT City Jatibening, LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Ciracas, LRT City Cibubur, LRT City Sentul, Adhi City Sentul, serta Member of LRT City - Grand Central Bogor, Member of LRT City - Cisauk Point, Member of LRT City - Oase Park.

"Pengembangan ADCP lainnya juga terletak pada titik utama sistem Commuter Line dan Bus Rapid Transport (BRT) di mana kedua sistem transportasi tersebut beroperasi aktif," ujar Rizkan.

Dia berharap, keberadaan hunian yang dekat dengan akses transportasi publik akan turut membantu masyarakat mengurangi biaya mobilitas, mengurai kemacetan di wilayah Jabodetabek, sekaligus menekan tingkat polusi udara.

"Dengan demikian, kondisi sosial ekonomi masyarakat akan turut meningkat dan berbagai program pemerintah menyelesaikan masalah transportasi akan efektif," ucapnya.

Baca juga: Pemerintah Alokasikan Rp 28,2 Triliun untuk Program Subsidi Rumah Tahun Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com