Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRI Right Issue Rp 95,92 Triliun, Bagaimana Prospek Saham BBRI?

Kompas.com - 02/09/2021, 13:11 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan melepas saham melalui Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I alias rights issue sebesar Rp 95,92 triliun.

Dalam rights issue tersebut, BBRI menawarkan 28,213 miliar saham baru seri B. Adapun nilai nominal Rp 50 per saham atau sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD.

Analis pasar modal sekaligus ekonom dari LBP Institute Lucky Bayu Purnomo mengungkapkan, aksi korporasi rights issue bernilai jumbo oleh bank Himbara tersebut akan memicu pergerakan saham BBRI.

Baca juga: Ini Cara Memesan Rights Issue Saham BRI

Saham BBRI ke depan pasca rights issue dan terbentuknya holding secara resmi, akan kembali menembus harga di kisaran Rp 4.800 dalam jangka pendek,” jelas Lucky dalam siaran pers, Kamis (2/9/2021).

Seperti diketahui, pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sesi I, saham BBRI berada pada level Rp 3.860 per saham, turun tipis 0,7 persen dibandingkan penutupan kemarin Rp 3.890 per saham.

Menurut Lucky, peningkatan kinerja saham BBRI selain terpicu faktor fundamental perseroan yang kuat, juga didorong oleh pembentukan holding BUMN Ultra Mikro (UMi) yang mampu mengintegrasikan dan memperkokoh pemberdayaan ekosistem UMKM termasuk usaha ultra mikro di dalamnya.

“Saat ini BBRI masih cenderung akan menguat ke angka Rp 4.800,” ujarnya optimistis.

Sesuai prospektus, harga pelaksanaan rights issue BBRI yakni Rp 3.400 per lembar saham. Pemerintah akan melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam BRI dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang (Inbreng) sesuai PP No. 73/2021.

Seluruh saham Seri B milik pemerintah dalam PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM akan dialihkan kepada BRI melalui mekanisme inbreng.

Nilai total PMHMETD I yang telah memperhitungkan inbreng serta eksekusi hak Pemegang Saham Publik adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 95,92 triliun. Dana hasil dari aksi korporasi itu di antaranya akan dimanfaatkan oleh BRI untuk pembentukan Holding BUMN UMi bersama Pegadaian dan PNM.

Lucky memaparkan, pertumbuhan kinerja BRI masih positif meski berada di tengah pendemi Covid-19. Perseroan mampu membukukan laba Rp 12,54 triliun hingga akhir semester pertama 2021. Pencapaian itu tumbuh sekitar 22,93 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Faktor utama pendorong peningkatan tersebut adalah kredit yang tumbuh positif di atas rata-rata industri perbankan nasional. Hingga akhir Juni 2021, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian mencapai Rp 929,40 triliun. Adapun periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 922,97 triliun.

Lucky juga menyebut, BBRI juga mendorong berbagai inovasi digital untuk dapat memperkuat bisnisnya di segmen UMKM. BRI pun akan mampu menggarap pasar yang lebih besar yakni ultra mikro sebagai sumber pertumbuhan baru melalui holding.

“BRI, Pegadaian dan PNM akan mampu menambah lebih banyak nasabah potensial yang selama ini masih belum memenuhi syarat penyaluran dana dari lembaga keuangan formal, untuk memperbesar basis bisnisnya,”jelas dia.

Dengan demikian, Lucky menilai BBRI adalah saham bank Himbara yang paling potensial bertumbuh ke depan. Selain itu, saham BBRI dinilai prospektif lantaran ketiga BUMN dalam holding memiliki kinerja keuangan dan fundamental usaha yang sama baiknya.

“Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan apresiasi investor lebih tinggi lagi. Di antara bank pemerintah BRI ini paling prospektif. Dia lebih unggul. Dia akan menguat karena jangka panjangnya paling baik," katanya optimistis.

Baca juga: Apa Itu Rights Issue Saham? Kenali Untung Ruginya Bagi Investor

Di sisi lain, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Frankie Wijoyo Prasetyo mengatakan, investor akan lebih tertarik menyerap saham baru BBRI karena dananya bakal digunakan untuk pembentukan holding yang mengoptimalkan kinerja ketiga perusahaan negara tersebut.

Dia pun menilai harga pelaksanaan rights issue Rp 3.400 sudah sangat menarik, yang mana harga saham BBRI saat ini tak terpaut jauh dan masih cenderung sideways di level Rp 3.800-Rp 3.900 per saham.

"Imbas dari penerbitan saham baru yang berkapitalisasi jumbo tersebut untuk jangka pendek target price bisa di level Rp 4.500," katanya.

Selain itu, investor memiliki optimisme terhadap kinerja fundamental BRI yang bertumbuh dan kuat di tengah tantangan ekonomi karena pandemi Covid-19. Di pasar segmen UMKM termasuk UMi, Pegadaian dan PNM pun akan saling melengkapi dan memperkokoh kinerja dengan BRI.

Baca juga: Ini Jadwal Lengkap Rights Issue BRI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com