Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangani Banjir Rob di Jakarta, Luhut Usulkan Rawat Taman Konservasi Suaka Margasatwa

Kompas.com - 17/09/2021, 06:45 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ada beberapa isu yang mesti ditangani dalam penanganan masalah banjir di DKI Jakarta saat ini.

Mulai dari isu infrastruktur, lingkungan, sampah, maupun kelestarian mangrove yang memerlukan perhatian dan kolaborasi seluruh pihak. 

Hal ini ia sampaikan ketika melakukan kunjungan kerja ke lokasi tanggul pengaman pantai (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD) di Muara Baru dan Kali Adem, Jakarta Utara.

Baca juga: Luhut Sebut Potensi Kerugian akibat Banjir Rob Lebih dari Rp 1.000 Triliun

"Salah satu alternatif solusinya adalah dengan merawat Taman Konservasi Suaka Margasatwa. Kawasan yang merupakan benteng alam ini, jika dirawat dengan baik, akan mampu menampung luapan Sungai Angke, menahan rob, serta menstabilkan tanah dari ancaman penurunan permukaan tanah (land subsidence) yang mencapai 7-10 sentimeter per tahun," kata Luhut melalui keterangan tertulis, Jumat (17/9/2021).

"Luas taman konservasi ini seluas 25,02 hektare. Meskipun dibandingkan dengan wilayah konservasi lainnya tergolong kecil, tetapi ini menjadi penting bagi DKI Jakarta. Kalau tidak, ditakutkan akan muncul dampak bagi lingkungan sekitar, termasuk bagi anak cucu kita," sambung dia.

Kemudian, Luhut bersama Menteri Kelauatan dan Perikanan serta Gubernur DKI Anies Baswedan juga meninjau Kali Adem yang merupakan muara dari banjir kanal barat.

Lokasi tersebut dipenuhi oleh kapal nelayan dan pemukiman yang terus bertambah, sampah yang menyumbat, penimbunan kulit kerang di badan sungai, dan terjadinya pembobolan tanggul sebagai jalan menuju kapal. 

Baca juga: Menko Airlangga Sebut Bendungan Sukamahi Bisa Kurangi Banjir Jakarta

"Di sini memang sudah banyak permukiman warga dan kapal-kapal, tapi masyarakat juga sudah melakukan penanaman mangrove di lahan seluas 10 hektare, yang sebelumnya dijadikan timbunan sampah. Permasalahan sampah diharapkan dapat terus tertangani, terlebih Indonesia memiliki target penanganan sampah di laut sampai 70 persen pada tahun 2025, sebagaimana amanat dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut," ujar dia.

Pada 6 Agustus 2020, telah ditandatangani kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian PUPR.

Salah satu isi kesepakatannya adalah objek dan lokasi tanggul pengaman pantai dan muara sungai. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang juga ikut dalam peninjauan tersebut mengatakan, Kementerian PUPR akan membangun tanggul pengaman pantai NCICD sepanjang 11.080 kilometer. 255 meter di antaranya sudah selesai dan tersisa 10.825 kilometer lagi.

Baca juga: Antisipasi Banjir Daging Ayam Impor, RI Harus Perkuat Industri Perunggasan

Selain itu, masih ada 22.468 km yang jadi proyek Pemprov DKI. Sejauh ini, masih terdapat 7.074 km yang belum terbangun dan ditargetkan selesai pada tahun 2022-2026.

Khusus untuk NCICD di Muara Baru, dirancang untuk dibangun sepanjang 2.037 km dan menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR.

"Saat ini, masih ada banyak kendala yang dihadapi. Mulai dari penambatan kapal di konstruksi tanggul, permasalahan sampah, penurunan permukaan tanah, dan adanya tanah timbul," ucap Basuki.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com