Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-Merger, Saham ISAT Terjun 4,56 Persen di Sesi I Perdagangan

Kompas.com - 17/09/2021, 12:40 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada penutupan perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Indosat Tbk (ISAT) terjun 4,56 persen di level Rp 6.800 per saham. Sebelumnya saham ISAT berada di level Rp 7.125 per saham.

Seperti diketahui sebelumnya, Ooredoo Q.P.S.C. (Ooredoo) dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) resmi mengumumkan merger perusahaan, Kamis (16/9/2021) yang otomatis menggabungkan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia, yaitu PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I).

Equity Analyst Indo Premier Mino menjelaskan, mergernya ISAT dan TRI menjadikan perusahaan hasil merger menempati posisi kedua dari sisi pelanggan yaitu sebanyak 100 jutaan. Di posisi teratas masih diduduki Telkomsel dengan jumlah pelanggan sekitar 169 juta.

Baca juga: Indosat dan Tri Resmi Merger, Simak Analisis Saham ISAT

“Dengan jumlah pelanggan yang besar tersebut tentunya akan mendorong kinerja keuangan ISAT untuk jauh lebih baik lagi dari sekarang,” kata Mino kepada Kompas.com, Jumat (17/9/2021).

Mino menjelaskan, dengan merger tersebut juga menjadikan sektor telekomunikasi akan lebih kompetitif dan bisa menekan terjadinya perang harga seiring semakin sedikitnya pemain di industri ini.

“Sehingga pada gilirannya nanti akan meningkatkan margin di sektor ini dan tentunya margin ISAT yang pada akhirnya meningkatkan profitabilitas perseroan,” jelas Mino.

Di sisi lain, Mino menilai prospek saham teknologi saat ini masih cukup baik seiring terus berkembangnya ekonomi digital dan peluang pertumbuhan yang masih cukup tinggi mengingat sektor ini masih dalam tahap awal perkembangannya.

Pada penutupan sesi I perdagangan ISAT mencatatkan aksi jual sebesar Rp 13,9 miliar di seluruh pasar. Sementara itu, dalam sepekan ISAT menguat 1,8 persen, dan dalam 6 bulan terakhir berhasil melesat 20,8 persen.

Baca juga: Sejarah Indosat: BUMN yang Dijual ke Singapura di Era Megawati

Di sisi lain sektor telekomunikasi lainnya, siang ini seperti saham Telkom Indonesia (TLKM) juga melemah 0,87 persen di level Rp 3.410, namun TLKM mencatat aksi beli bersih asing sebesar Rp 23,3 miliar di seluruh pasar.

Dalam sepekan harga saham TLKM menguat 2,4 persen, dan dalam 6 bulant terakhir hanya naik 2,7 persen.

Sementara itu, saham XL Axiata (EXCL) siang ini menguat 0,34 persen di level Rp 2.980 per saham dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 2.970 per saham.

Dalam sepekan EXCL menguat 10,7 persen dan dalam 6 bulan terakhir harga sahamnya naik 36,07 persen. Pada perdagangan siang ini, asing banyak melepas saham EXCL sebesar Rp 5,1 miliar.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com