Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Sebut 518 Industri Alkes Tumbuh dalam 6 Tahun Terakhir

Kompas.com - 18/09/2021, 09:47 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Kementerian Kesehatan, Sodikin Sadek menyebut 518 industri alat kesehatan (Alkes) dalam negeri tumbuh dalam 6 tahun terakhir, atau setara 268,39 persen.

Hal ini ia kemukakan ketika melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri Terpadu (KIT) di Batang, Jawa Tengah pada Jumat (17/9/2021).

Saat ini kata Sodikin, investasi di bidang alat kesehatan mencapai Rp 441 miliar, terdiri dari Rp 209 miliar investasi lokal dan Rp 232 miliar investasi asing.

Ia juga mengatakan bahwa 16 alat kesehatan dengan penggunaan terbesar sudah dapat diproduksi dalam negeri.

"Dari 19 alkes, 16 sudah mampu diproduksi dalam negeri, tiga impor. Walaupun bahan baku tetap melalui impor," ujar Sodikin dalam siaran pers, Sabtu (18/9/2021).

Baca juga: Kisah Yanti Lidiati, Lepas Jabatan Kepala HRD, Kini Latih Anak Punk

Sementara itu, Asisten Deputi Investasi Strategis di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Bimo Wijayanto mengatakan, potensi investasi dari perusahaan lokal setara dengan perusahaan asing.

Bahkan kata dia, bila penyertaan modal lokal dalam joint venture dihitung, maka potensi investasi perusahaan lokal dapat lebih besar.

Lebih lanjut kata Bimo, pemerintah akan secara aktif memfasilitasi komunikasi dengan berbagai pihak untuk menghilangkan hambatan atas permasalahan yang dihadapi.

"Investasi yang sudah berjalan di Indonesia juga perlu diperhatikan, misal dengan fasilitasi/pendampingan dalam mencari sumber pendanaan dan strategi partner untuk pengembangan bisnis," kata dia.

Dalam mengembangkan industri produk alat kesehatan, terdapat 79 jenis dari total 358 jenis alkes produksi dalam negeri yang sudah dapat menggantikan produk-produk impor di e-katalog LKPP.

Untuk menarik investasi pada sektor alkes, pemerintah berupaya membangun Kawasan Industri Terpadu di Batang yang rencananya akan dibangun sektor tersebut. Kawasan ini memiliki luas lahan sebesar 4.300 hektar.

Pada 2020, realisasi investasi yang diperoleh sebesar Rp 826,3 triliun atau 101,1 persen dari target. Sementara sepanjang tahun 2021, mulai Januari hingga Juni, realisasi investasi yang diperoleh sebesar Rp 442,8 triliun atau sebesar 49 persen dari target yang akan dicapai.

Baca juga: Rencana Kenaikan Tarif Cukai Rokok Bikin Pelaku Industri Tembakau Was-was

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com