Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Para Perintis Kedirgantaraan

Kompas.com - 21/09/2021, 13:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebanyak 60 calon pilot menempuh pendidikan selama 1 tahun dan beberapa di antaranya tinggal beberapa bulan lagi untuk melanjutkan pendidikan sebagai instruktur. Mereka inilah yang dicatat sebagai bagian dari perintis dirgantara yang berkiprah sebagai pilot di Indonesia.

Sebagian besar menempuh karier di Angkatan Udara dan sebagian lainnya di penerbangan sipil. Demikian pula ada sebagian yang selesai ikatan dinasnya di Angkatan Udara meneruskan karier di penerbangan sipil.

Pengiriman sejumlah pemuda Indonesia untuk dididik menjadi pilot adalah sebuah terobosan yang diprakarsai Soeryadarma sebagai Kepala Staf Angkatan Udara. Inisiatif ini muncul dari sebuah kenyataan ketika itu, Indonesia menerima sejumlah pesawat terbang selesai penyerahan kedaulatan dan tidak atau belum memiliki pilot yang cukup untuk mengawakinya.

Ide itu yang menyebabkan dipilihnya sekolah pilot sipil di Amerika Serikat yang dapat menghasilkan pilot siap pakai dalam waktu singkat yaitu lebih kurang 1 tahun dengan standar internasional.

Bagi mereka kemudian yang menempuh jenjang karier di Angkatan Udara, baru menempuh latihan dasar kemiliteran setelah selesai pendidikan di Amerika Serikat. Mereka inilah pionir dari sedikit jumlah pilot Indonesia yang ada saat Republik Indonesia baru berusia 5 tahun sejak proklamasi kemerdekaan tahun 1945.

Ada tiga lulusan TALOA berhasil menjadi Kepala Staf Angkatan Udara Republik Indonesia yaitu Sri Mulyono Herlambang, Omar Dani, dan Saleh Basarah.

Beberapa menduduki jabatan strategis, satu antara lain sang kepala rombongan Makki Perdanakusuma dengan pangkat Marsekal Muda menjabat sebagai Deputi Menteri bidang khusus di tahun 1966. Kemudian Komodor Udara A Andoko sempat menjabat Deputi Logistik MenPangau.

Sementara yang lainnya berkarier di dunia penerbangan sipil, di antaranya Ignatius Dewanto pilot Mustang AURI yang menembak jatuh Allan Pope pilot CIA yang membantu Permesta, menjalani masa pensiunnya sebagai pilot penerbangan charter di Sumatera Utara.

Ide Soeryadarma untuk segera menghasilkan para pilot untuk Indonesia dalam waktu singkat ditindak lanjuti oleh Wiweko, sang legenda pencetus rancangan kokpit 2 pilot bagi pesawat terbang sipil modern yang sekarang digunakan penerbangan komersial di seluruh dunia.

Beliaulah yang menjajaki ke TALOA tentang kemungkinan terselenggaranya pendidikan bagi 60 anak muda Indonesia untuk menjadi pilot professional merujuk kepada standar global.

September 1951 para kadet TALOA sempat dijenguk di asrama mereka oleh Menteri Luar Negeri RI Mr Soebardjo yang di dampingi oleh Mr Mohammad Yamin dan Dr Palar. Betapa bangganya anak anak muda yang tengah menempuh pendidikan nun jauh dari tanah airnya di tengok oleh pejabat tinggi pemerintah Indonesia.

Itulah sekelumit kisah menarik dari 60 anak muda Indonesia yang telah menjadi pelopor dunia kedirgantaraan nasional. Mereka semua merupakan bagian dari para perintis penerbangan sipil dan militer di Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com