Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampai 15 Oktober, Program PEN Terealisasi 57,5 Persen

Kompas.com - 21/10/2021, 11:08 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan, realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah mencapai Rp 428,21 triliun hingga 15 Oktober 2021.

Realisasi tersebut setara dengan 57,5 persen dari pagu Rp 744,77 triliun. Realisasi pun lebih tinggi dibanding tanggal 24 September 2021 lalu yang sebesar Rp 404,70 triliun.

Bendahara negara ini mengungkapkan, alokasi program PEN yang mencapai Rp 744,77 triliun sudah mengalami beberapa perubahan. Semula, pemerintah hanya mengalokasikan anggaran PEN sebesar Rp 428 triliun.

Baca juga: BPK Identifikasi Adanya Potensi Fraud Terhadap Dana PC PEN senilai Rp 29,4 Triliun

"Ini menggambarkan keuangan negara sangat fleksibel dalam merespons tantangan Covid-19 yang memang sangat berubah dan terus dinamis," kata Sri Mulyani dalam Seminar Sinergi Pengawasan Nasional Program PCPEN Tahun 2021 secara virtual di Jakarta, Kamis (21/10/2021).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, realisasi anggaran di klaster kesehatan sudah mencapai 53,9 persen atau Rp 115,84 triliun dari pagu Rp 214,96 triliun.

Anggaran digunakan untuk penggunaan rumah sakit darurat Asrama Haji Pondok Gede, pembagian paket obat untuk masyarakat, biaya perawatan untuk 580.290 pasien, insentif 1,26 juta nakes pusat.

Lalu, santunan kematian untuk 446 nakes, pengadaan 121,41 juta dosis vaksin, dan bantuan iuran JKN untuk 34,71 juta orang.

"Program untuk penanganan Covid-19 di bidang kesehatan juga melonjak tinggi, kalau tahun sebelumnya di bawah Rp 160 triliun, tahun ini bidang kesehatan mencapai lebih dari Rp 214 triliun dan hari ini realisasinya mencapai Rp 115,84 triliun," ucap Sri Mulyani.

Sri Mulyani berujar, meski pemerintah sudah mengalokasikan ratusan triliun untuk bidang kesehatan, peningkatan kasus Covid-19 bisa saja terjadi lagi, mengingat virusnya masih ada.

Apalagi jika efek vaksin Covid-19 sudah mulai menurun dengan berjalannya waktu. Begitu pula dengan adanya normalisasi kegiatan yang menimbulkan probabilitas terjadinya kenaikan kasus.

"Jadi meski pemerintah telah mengalokasikan bidang kesehatan ratusan triliun, ini tetap untuk menjaga masyarakat. Dan kita harap masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan karena biaya yang dikeluarkan untuk penanganan Covid-19 sungguh sangat besar," ungkap Sri Mulyani.

Sementara itu, realisasi klaster perlindungan sosial mencapai Rp 122,47 triliun atau 65,6 persen dari pagu Rp 186,64 triliun. Anggaran digelontorkan untuk ragam bansos, mulai dari PKH hingga Bantuan Subsidi Upah (BSU).

Baca juga: Mantan Menkeu: Selama Herd Immunity Belum Tercapai, Pemulihan Ekonomi Berpotensi W-Shape

Lalu, dukungan UMKM dan korporasi terealisasi Rp 62,60 triliun atau 38,5 persen dari pagu Rp 162,40 triliun. Pemanfaatan anggaran salah satunya ditujukan untuk Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) kepada 12,71 juta usaha.

"(Insentif diberikan) karena restriksi masyarakat (akibat PPKM) menjadi lebih ketat. Ini pasti menimbulkan dampak sosial dan ekonomi, masyarakat kehilangan mata pencaharian atau menurun pendapatannya. Banyak usaha yang kemudian mengalami tekanan atau kebangkrutan," beber dia.

Sedangkan, insentif usaha telah terealisasi Rp 60,31 triliun atau 96 persen dari pagu Rp 62,83 triliun. Insentif usaha ini diberikan dalam bentuk insentif pajak, baik pajak penghasilan, PPN, hingga PPnBM.

Adapun program prioritas mencapai Rp 65,69 triliun atau 55,7 persen dari pagu Rp 117,94 triliun. Sedangkan, realisasi insentif usaha mencapai 95,8 persen dari pagu Rp 62,83 triliun.

Baca juga: Dukung Pemulihan Ekonomi, BI Perpanjang DP 0 Persen Kendaraan dan Properti

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Whats New
Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Whats New
Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Whats New
BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

Whats New
Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com