Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Melantai di BEI, BOBA Melesat 25 Persen dan Langsung ARA

Kompas.com - 01/11/2021, 13:38 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA) melesat 25 persen di level Rp 350 per saham atau naik 70 poin, atau otomatis masuk radar auto reject atas (ARA).

Padahal, BOBA baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/11/2021) dengan harga IPO Rp 280 per saham.

Perodusen produk makanan dengan merek Boba King seperti topping jelly atau popping boba ini memulai masa Penawaran Umum sejak 26 Oktober 2021 sampai dengan 28 Oktober 2021.

Baca juga: IPO, Widodo Makmur Perkasa Tawarkan Saham di Kisaran Rp 160-Rp 220 Per Lembar

Dalam IPO ini, Perseroan menerbitkan saham sebesar 140 juta saham baru atau 12,11 persen dari seluruh total modal disetor.

Dengan harga penawaran Rp 280 per saham, maka total fund raised perseroan mencapai Rp 39,2 miliar.

Saham BOBA ditetapkan pula oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Efek Syariah dan masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES).

“Dana yang akan diperoleh dari hasil penawaran umum ini setelah dikurangi biaya emisi digunakan sebagai modal kerja Perseroan untuk pembelian bahan baku, bahan penunjang, biaya operasional dan biaya pemasaran guna memperluas jaringan pemasaran dengan pendistribusian ke daerah-daerah lain serta promosi-promosi yang dilakukan ke daerah lain guna mendukung pertumbuhan Perseroan kedepannya,” kata Direktur Utama Perseroan, Yunita Sugiarto dalam siaran pers.

Baca juga: Pemerintah Lelang Sukuk Besok, Simak Lagi Tingkat Imbalannya

Sebagai informasi, pihak Penjamin Pelaksana Emisi dalam IPO Perseroan ini adalah PT Victoria Sekuritas Indonesia.

Berdasarkan data Bookbuilding yang dilakukan oleh Perseroan pada 5-11 Oktober 2021, diketahui adanya Oversubscribed saham sebanyak 2,63 kali dari total penawaran atau 5,25 kali dari porsi pooling.

“Kami yakin terhadap prospek usaha Perseroan ke depan, mengingat bisnis Perseroan di industri makanan dan minuman tanah air memiliki potensi untuk bertumbuh dengan dukungan permintaan konsumsi masyarakat kelas menengah akan menjadi katalis positif bagi penjualan produk makanan-minuman yang diproduksi oleh Perseroan di masa mendatang,” kata Yunita.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com