Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Sebut PPKM Bikin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2021 Melambat

Kompas.com - 05/11/2021, 18:38 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,51 persen secara tahunan (year on year/yoy) di kuartal III-2021. Sementara secara kuartalan (quarter to quarter/qtq) tumbuh 1,55 persen.

Realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari kuartal II-2021 yang mencapai 7,07 persen secara tahunan dan 3,31 persen secara kuartalan.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, bila melihat secara kuartalan, laju pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021 tersebut belum mencapai level di tahun-tahun sebelumnya.
Seperti pada kuartal III-2018 pertumbuhan ekonomi mencapai 3,09 persen secara kuartalan, lalu di kuartal III-2019 mencapai 3,05 persen, dan di kuartal III-2020 mencapai 5,05 persen.

Baca juga: Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI di Triwulan III Capai 3,48 Persen

Menurut dia, perlambatan ekonomi di sepanjang Juli-September tahun ini dikarenakan adanya lonjakan kasus Covid-19 yang membuat pemerintah memperketat mobilitas masyarakat. Upaya pengendalian mobilitas itu dilakukan dengan penerapan PPKM berlevel.

"Ini belum mencapai level pada tahun-tahun sebelumnya, dikarenakan ada berbagai peristiwa, dan juga yang berpengaruh besar adalah adanya PPKM yang menghambat mobilitas dan akhirnya menggangu aktivitas ekonomi secara keseluruhan," jelas Margo dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/11/2021).

Begitu pula bila dilihat tren secara tahunan, pertumbuhan ekonomi 3,51 persen ini belum membaik, terlebih ke masa sebelum pandemi. Ia bilang, sebelumnya rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5 persen.

Pada kuartal III-2018, ekonomi Indonesia tumbuh 5,17 persen secara tahunan, lalu di kuartal III-2019 tumbuh 5,01 persen, dan pada kuartal III-2020 sempat anjlok ke minus 3,49 persen akibat awal mula masuknya Covid-19.

"Kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, capaian ini belum mencapai level di angka 5 persen, bahkan kalau dibandingkan kuartal II-2021 yang tumbuh 7,07 persen, ini alami perlambatan. Jadi ekonomi kita masih tumbuh 3,51 persen tapi melambat," jelasnya.

Margo menambahkan, selain faktor domestik, laju pertumbuhan ekonomi Indonesi juga dipengaruhi kondisi global. Diantaranya pertumbuhan ekonomi mitra dagang yang tercatat positif di kuartal III-2021, meski lebih rendah dari kuartal sebelumnya.

Baca juga: Simak Aturan Terbaru Syarat Naik Pesawat Hingga Kereta Api di Masa PPKM

Seperti China ekonominya tumbuh 4,9 persen, Amerika Serikat (AS) tumbuh 4,9 persen, Singapura tumbuh 6,5 persen, Korea Selatan tumbuh 4 persen, Hong Kong tumbuh 5,4 persen, dan Uni Eropa tumbuh 3,9 persen.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 juga dipengaruhi harga sejumlah komoditas yang terus meningkat, baik makanan maupun tambang. Seperti minyak kelapa sawit, cokelat, kopi, timah, nikel, dan alumunium.

"Perkembangan harga komoditas dan membaiknya perekonomian mitra dagang kita ini berpengaruh besar pada kinerja ekspor, yang juga mempengaruhi perekonomian," kata Margo.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Kuartal III 2021 Tumbuh 3,51 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com