Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendag Sebut Ada 22.000 Orang Terinfeksi Covid-19 Berusaha Masuk Mal

Kompas.com - 12/11/2021, 17:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19. Hal itu karena masih ditemukannya orang-orang yang terinfeksi Covid-19 mencoba masuk ke dalam mal.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, per 11 November 2021, berdasarkan aplikasi PeduliLindungi ada sebanyak 66 juta kunjungan ke pusat perbelanjaan atau mal.

Sebanyak 500.000 diantaranya berstatus merah alias belum di vaksin, sementara 22.000 diantaranya berstatus hitam alias terinfeksi Covid-19.

"Hitam itu artinya ada orang yang sakit secara tidak bertanggung jawab jalan-jalan berusaha masuk pusat perbelanjaan. Sakit dan menularkan, padahal 22.000 itu harusnya melakukan pengobatan atau isolasi mandiri," ungkap Oke dalam acara pembukaan IFRA 2021, Jumat (12/11/2021).

Baca juga: Ide Segar untuk Pemulihan Transportasi Indonesia

Kondisi tersebut, lanjut dia, sangat berisiko untuk meningkatkan penyebaran Covid-19 di tempat umum. Terlebih, terkadang petugas kecolongan tak mengamati dengan cermat aplikasi PeduliLindungi yang ditunjukkan oleh pengunjung tersebut.

Alhasil, ada saja pengunjung yang seharusnya tak layak masuk ke mal, tapi bisa lolos masuk.

"Kami sudah melihat ada pelaksaannnya yang tidak disiplin, sudah mulai masuk, kadang-kadang itu petugasnya enggak lihat atau hanya satu orang dari kelompok itu yang menunjukkan (aplikasi PeduliLindungi), anggota lainnya enggak. Jadi ini harus hati-hati," kata dia.

Menurutnya, untuk penanganan pengunjung "nakal" tersebut, pemerintah segera melakukan tracing atau pelacakan kepada orang-orang di sekitarnya agar bisa ditangani segara mungkin.

"Pemerintah berusaha nge-trace, pada saat yang mau masuk, itu siapa didekatnya, lalu kami akan beri notifikasi untuk tolong di cek orang tersebut. Sehingga penggunaan aplikasi ini memang penting diterapkan," jelas Oke.

Baca juga: Pemerintah Akan Kurangi Insentif Pajak, Ini Alasannya

Oke mengatakan, pentingnya kesadaran masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan dan mematuhi aturan pemerintah dalam mengatasi pandemi. Sebab, jika terjadi lonjakan maka mobilitas masyarakat akan diperketat, termasuk mal-mal akan kembali ditutup.

Hal itu akan membuat perekonomian Indonesia yang saat ini mulai pulih, bisa kembali mundur. Seperti yang terjadi pada lonjakan kasus sebelumnya, pemerintah menerapkan PPKM Level 4 untuk membatasi dengan ketat mobilitas masyarakat.

"Keberhasilan menyeimbangkan antara kesehatan dan ekonomi ini harus dipertahankan, jangan sampai ada gelombang-gelombang Covid-19 selanjutnya. Apakah mau dilakukan euforia dengan lepas masker dan akhirnya harus mundur lagi (karena terjadi lonjakan kasus lagi)? Kan lebih baik disiplin protokol kesehatan dan menggunakan PeduliLindungi," papar Oke.

Baca juga: IFG Life Segera Bayar Klaim Nasabah Jiwasraya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com