Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Stafsus Erick Thohir Sindir Ahok | Alasan Pemerintah Tak Berlakukan "Lockdown"

Kompas.com - 30/11/2021, 05:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Stafsus Erick Thohir Sindir Ahok: Komut Merasa Dirut Itu Jangan, Harus Tahu Batasan

Staf Khusus Mentrri BUMN Arya Sinulingga mengingatkan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok alias BTP, agar tidak merasa menjadi direktur utama.

Hal itu merespons pernyataan Ahok terkait banyaknya kontrak-kontrak di BUMN yang bermasalah. Menurut dia, seharusnya Ahok tidak perlu berbicara melebihi kapasitasnya sebagai komisaris utama.

Beberapa waktu lalu, Ahok membeberkan ‘borok’ BUMN kepada publik. Banyak kontrak bisnis BUMN merugikan perusahaan pelat merah, termasuk Pertamina.

Beberapa kali kritik terhadap Pertamina itu disampaikan Ahok di media sosial seperti Youtube dan Instagram.

Selengkapnya baca di sini

2. Ini Alasan Pemerintah Tak Berlakukan "Lockdown" Hadapi Varian Omicron

Virus Covid-10 varian baru, Omicron atau disebut B 11529 yang diduga berasal dari Afrika Selatan, kini telah menyebar ke-13 negara.

Untuk mencegah menyebarnya virus tersebut ke Indonesia, pemerintah mulai melakukan pengetatan bagi warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA) yang bepergian dari luar negeri.

Kenapa Indonesia tidak melakukan lockdown?

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan alasan pemerintah tidak menerapkan penutupan akses secara penuh keluar masuk orang dari dalam dan luar negeri.

Simak selengkapnya di sini

3. Cegah Omicron, WNI yang Baru Kunjungi 11 Negara Ini Wajib Karantina 14 Hari

Pemerintah memutuskan untuk memperketat aturan perjalanan internasional, guna mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19 B.1.1.529 Omiron ke Tanah Air.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kebijakan pertama yang diambil pemerintah ialah memblokir kedatangan warga negara asing (WNA) yang baru saja di sejumlah negara dalam waktu 14 hari sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com