Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Tutup Tahun, ICDX Catat Rekor Transaksi Timah Lebih dari Rp 13 Triliun

Kompas.com - 07/12/2021, 18:01 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) Group kembali mencatatkan rekor nilai transaksi komoditi unggulan Indonesia, timah, yang mencapai lebih dari Rp 13 triliun.

Harga timah ICDX mencetak rekor harga tertinggi yakni 41.000 dollar AS pada akhir November lalu, di atas harga timah London Metal Exchange (LME).

Selain itu, hingga awal Desember ini, transaksi bilateral ICDX mencapai 8,02 juta lot settled.

Baca juga: ICDX dan ICH Kantongi Izin Bappebti Selenggarakan Pasar Fisik Emas Digital

ICDX mencatat emas, valuta asing, dan crude oil masih menjadi produk yang paling banyak diminati.

Hal ini terlihat dari produk dengan nilai transaksi terbesar yakni emas sebesar 3,9 juta lot settled, diikuti oleh valuta asing sebesar 2,6 juta lot settled, dan crude oil 593.527 lot settled.

“ICDX memperkirakan hingga akhir tahun dapat mencapai 8,5 juta lot. Kami menyadari bahwa hal tersebut juga tidak lepas dari dukungan para anggota kami yang terdiri dari pialang dan pedagang. Oleh karena itu, kedepannya kami akan fokus untuk pengembangan pasar dan sinergi industri,” kata Vice President of Membership ICDX, Yohanes F Silaen dalam siaran pers, Selasa (7/12/2021).

Yohanes mengatakan, salah satu pialang dengan transaksi tertinggi adalah PT Global Kapital Investama Berjangka & PT Monex Investindo Futures.

Keduanya merupakan pialang yang transaksinya mendekati dan di atas satu juta lot.

Baca juga: Capai 37.760 Dollar AS per Metrik Ton, Harga Timah Sentuh Rekor Tertinggi

Pada dasarnya produk yang ditransaksikan dalam perdagangan bilateral merupakan produk derivatif atau produk turunan yang mengacu ke produk yang ditransaksikan di bursa luar negeri.

Kebanyakan produk tersebut merupakan produk-produk yang populer dan sudah ditransaksikan secara luas secara global.

“Analisa ICDX, produk emas, valuta asing, dan crude oil tetap akan menjadi andalan mengingat volatilitasnya yang tinggi. Produk-produk tersebut cukup diminati karena memiliki fluktuasi yang besar dalam pergerakan harga hariannya,” kata dia.

Menurut Yohanes, fluktuasi tersebut memberikan peluang bagi nasabah yang bertujuan untuk spekulasi.

Dia meyakini ketiga produk tersebut tetap yang paling banyak ditransaksikan di pialang hingga akhir tahun.

Baca juga: Bank Mandiri Taspen Gandeng Trimegah Asset Management Jual Efek Reksa Dana

Apalagi, melihat kondisi ekonomi global yang sudah mulai pulih pada 2021 menjadikan fungsi emas sebagai safe haven sedikit berkurang.

Namun, melihat ancaman adanya varian Covid-19 baru, Omicron, berpotensi menghambat pemulihan ekonomi global, sehingga tidak menutup kemungkinan emas masih akan menjadi pilihan investasi bagi para investor.

“Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem dan infrastruktur kami sehingga aksesibilitas produk komoditas semakin tinggi, dan mendorong pertumbuhan Perdagangan Berjangka Komoditi. Kami juga akan bersinergi dengan regulator kami, BAPPEBTI, dalam memberikan edukasi dan sosialisasi, bagi para pialang dan investor,” tegas Yohanes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com