Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Buka Opsi Tarik Utang Lebih Cepat pada Tahun Depan

Kompas.com - 13/12/2021, 17:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah membuka opsi untuk menarik utang lebih cepat (prefunding) dari pelaksanaan APBN 2022 untuk menutup sebagian defisit fiskal.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, opsi prefunding tetap ada meskipun hingga kini probabilitas terlampau kecil.

"Saat ini kami tidak menutup kemungkinan untuk prefunding, tapi berdasarkan probabilitas sangat kecil. Insha Allah (kondisi) APBN kita sangat baik sampai November kemarin," kata Luky dalam konferensi pers, Senin (13/12/2021).

Baca juga: Uji Coba LRT Jabodebek Tanpa Masinis Dimulai Juni 2022

Setidaknya kata Luky, beragam pertimbangan akan diambil sebelum pemerintah melakukan prefunding. Pertimbangan tersebut yakni kondisi pasar dan kondisi APBN tahun 2021.

Dari sisi APBN, pemerintah mencatat mulai adanya kenaikan pendapatan negara dari sisi perpajakan. Sampai Oktober 2021, penerimaan perpajakan tumbuh 17 persen secara tahunan mencapai Rp 1.159,4 triliun, atau sudah mencapai 80,3 persen dari target APBN Rp 1.444,5 triliun.

Dirinci lebih jauh, penerimaan pajak tumbuh 15,3 persen secara tahunan, sementara bea dan cukai tumbuh 25,5 persen secara tahunan. Porsinya masing-masing sudah 77,6 persen dan 95,7 persen terhadap APBN 2021.

"Kita lihat sisi penerimaan pertumbuhan 16 persen bulan Oktober, dan angka sementara November ini meningkat lagi. Jadi cukup optimis pajak bisa mencapai target," ucap Luky.

Kemudian dari kondisi pasar, Luky melihat kondisi pasar masih cukup dinamis dengan adanya gejolak normalisasi kebijakan (tapering) bank sentral AS, The Fed.

Baca juga: Buruh Bisa Ajukan KPR via BP Jamsostek, Ini Syarat dan Caranya

Di sisi lain, pemerintah masih bertumpu kepada Bank Indonesia yang membeli surat utang melalui mekanisme tanggung renteng (burden sharing) sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) III.

"Jadi memang kita dimungkinkan untuk dilakukan prefunding untuk dipakai menutup pembiayaan 2022 untuk menutup defisit 2021. Biasanya tergantung banyak hal, yaitu di sisi market kita lihat seperti apa kondisi market apakah kondusif, dan pertimbangan lain seperti posisi kas kita," pungkas Luky.

Sebagai informasi, pemerintah bakal menarik utang Rp 973,6 triliun untuk membiayai defisit fiskal pada tahun 2022. Nominal ini 5,2 persen lebih rendah dibanding outlook penarikan utang sepanjang 2021 yang sebesar Rp 1.026 triliun.

Sebagian besar pembiayaan utang dalam APBN tahun anggaran 2022 akan dipenuhi dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Baca juga: Pemerintah Tarik Utang Rp 973,6 Triliun Tahun Depan, Porsi Valas Capai 20 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com