Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Emas Antam dan Bagaimana Cara Membelinya?

Kompas.com - 06/02/2022, 20:44 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Dewasan ini, membeli emas batangan Antam adalah investasi yang cukup diminati banyak orang. Alasan utamanya, harga emas cenderung terus mengalami kenaikan sehingga bisa mengimbangi inflasi. Apa itu emas Antam (emas Antam apa)?

Sesuai namanya, emas Antam adalah emas yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), perusahaan yang sebelumnya merupakan BUMN tambang dan kini menjadi anak usaha PT Inalum (Persero) atau MIND ID.

Meski ada beberapa jenis emas batangan dari berbagai perusahaan yang beredar di Indonesia, emas Antam adalah produk emas 24 karat yang paling populer di Indonesia.

Terbaru, perusahaan dengan kode emiten ANTM di Bursa Efek Indonesia ini memproduksi emas batangan yang dilengkapi dengan sertifikat yang menyatu dengan kemasannya, hal ini bertujuan agar emas Antam tidak mudah dipalsukan.

Baca juga: Apa Perbedaan Emas Batangan Antam Vs UBS?

Sementara untuk emas Antam keluaran lama masih menggunakan sertifikat berupa kertas yang dilengkapi dengan ultra violet dan terpisah dari kemasannya.

Setiap produk emas Antam juga dilengkapi dengan keterangan ukuran, berat, kadar kemurnian, dan nomor seri.

Produk emas Antam adalah terdiri dari dari berbagai ukuran yakni mulai dari ukuran 0,5 gram, 1 gram, 2 gram, 2,5 gram, 3 gram, 4 gram, 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, 100 gram, dan yang paling berat hingga 1.000 gram alias 1 kilogram.

Emas Antam adalah emas bersertifikat LBMA

Selain itu, emas Antam adalah salah satu produk logam mulia yang telah diakui oleh London Bullion Market Association (LBMA), sehingga emas Antam artinya bisa dijual di luar Indonesia dengan berpatokan pada harga LBMA.

Baca juga: Sering Dianggap Mata Uang Islam, dari Mana Asal Dinar dan Dirham?

Setiap produk dengan sertifikat LBMA adalah emas batangan dengan standar kemurnian minimal 99,5 persen. Antam sendiri mulai memberlakukan akreditasi pada produk emas batangannya sejak tahun 1999.

Dengan akreditasi LBM, maka produk emas Antam artinya adalah emas berstandar internasional, memiliki jaminan kualitas mutu kadar yang tepat dan terpercaya, menaati asas kepatuhan hukum yang berlaku sehingga bebas dari pencucian uang, pendanaan terorisme, pelanggaran hak azasi manusia maupun sumber emas yang ilegal.

Pemurnian logam mulia yang telah terakreditasi LBMA menjamin dan mengakui atas kepastian berat dan ketepatan kadar kemurnian produk emas Antam Logam Mulia yang memiliki kadar kemurnian 99,99 persen sehingga memiliki nilai tinggi di pasar internasional.

Akreditasi tersebut telah diperoleh emas Antam setelah melewati prosedur pengujian produk serta audit setiap tahunnya oleh LBMA.

Emas Antam adalah emas dengan kadar kemurnian 24 karat (emas Antam apa). Emas Antam artinya memiliki kandungan 99,9 persen. Apa itu emas Antam?KOMPAS/LASTI KURNIA Emas Antam adalah emas dengan kadar kemurnian 24 karat (emas Antam apa). Emas Antam artinya memiliki kandungan 99,9 persen. Apa itu emas Antam?

Baca juga: Apa Perbedaan Dinar dan Dirham?

Harga emas Antam

Sebelum membeli, cek harga emas hari ini di situs resmi Butik Emas Antam, Pegadaian,?marketplace, maupun toko emas terpercaya. Di sana, biasanya terdapat informasi harga emas per gram, setengah gram, lima gram, dua gram, hingga 100 gram.

Lalu bandingkan harganya dan cek berita ekonomi terkini khususnya tentang emas karena, harga emas dalam negeri dipengaruhi oleh harga emas dunia.

Yang perlu diketahui sebelum membeli emas Antam adalah mengetahui harga beli dan harga beli kembali oleh Antam (buyback). Harga buyback tentunya akan lebih rendah dibandingkan dengan harga beli.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com