Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ubah Bisnis IATA, dari Penerbangan Jadi Batu Bara, Hary Tanoe: Agar Tak Rugi, Carter Pesawat Sedang Sepi

Kompas.com - 10/02/2022, 16:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Executive Chairman MNC Grup Hary Tanoe mengatakan saat ini bisnis charter pesawat sedang sepi.

Hal tersebut dibuktikan dari kerugian yang terus dialami oleh perusahaan pengangkutan udara niaga dan jasa angkutan udara PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA).

Untuk meminimalisir kerugian lebih dalam, maka IATA resmi mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR), sekaligus berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk.

IATA juga secara resmi mengubah bisnisnya menjadi investasi di sektor pertambangan batu bara.

Baca juga: IATA Ganti Nama Jadi MNC Energy Investments, Banting Setir ke Investasi Batu Bara

“Saat ini bisnis penerbangan charter sedang lesu akibat pandemi Covid-19. IATA ini rugi sejak tahun 2008 dan ruginya itu konsisten seampai tahun 2021. Tahun 2022 ini mudah – mudahan berubah menjadi perusahaan yang solid, besar, dan profitable dengan perubahan bisnis yang dilakukan,” kata Hary dalam konferensi pers, Kamis (10/2/2022).

Hary mengatakan, IATA bukanlah merupakan perusahaan penerbangan regular komersial dengan pendapatan yang pasti.

Baca juga: IATA Banting Setir ke Bisnis Batu Bara, Akuisisi Bhakti Coal Resources Senilai Rp 2 Triliun

 

IATA bergerak di bidang penerbangan charter seperti helikopter, Jet dan ATR, dan dengan kondisi pandemic Covid-19, bisnis yang dijalankan semakin sulit.

“Namun bisnis penerbangan cater IATA tetap kami pertahankan, hanya saja untuk saat ini tidak dibesarkan dulu. Kita tau bisnis penerbangan lagi sulit, dan tidak mudah juga di bidang ini,” kata Hary.

Baca juga: Ini Alasan Hary Tanoe Ubah Bisnis IATA, dari Penerbangan ke Batu Bara, hingga Akuisisi Bhakti Coal Resources

Hary mengatakan, di tahun 2022, harga batu bara diprediksi akan terus melejit dampak permintaan yang tinggi dan pasokan yang terus menyusut.

Lonjakan harga ini dipengaruhi berbagai aspek, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi yang disebabkan oleh pembukaan kembali ekonomi pasca pandemi.

“Kenaikan ini tentunya turut mendongkrak harga batu bara nasional. Sebagai negara eksportir batu bara yang mendominasi di pasar global, maka sepanjang batu bara masih menjadi sumber utama pembangkit listrik di berbagai negara, batu bara Indonesia akan terus menjadi primadona dunia,” tegas Hary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com