Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CIPS: Diversifikasi Negara Pemasok Kedelai Kurangi Dampak Kenaikan Harga

Kompas.com - 21/02/2022, 15:45 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga kacang kedelai impor dalam beberapa pekan terakhir terus meroket yang tercatat semula hanya sekitar Rp 8.000 per kilogram, kini harganya mencapai Rp 11.240 per kilogram. Hal ini pun berimbas pada naiknya harga tahu dan tempe di Tanah Air.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nisrina Nafisah mengatakan, diversifikasi negara pemasok kedelai perlu dilakukan untuk mengurangi dampak kenaikan harga dan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga kedelai dalam negeri.

Menurutnya, Indonesia dapat meningkatkan impornya dari Brazil dan Argentina.

Baca juga: Harga Kedelai Mahal, Perajin Tahu Tempe Bakal Naikkan Harga

”Pemerintah perlu mendiversifikasi sumber impor agar harga dan jumlah pasokan kedelai dalam negeri stabil. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi kedelai terbesar kedua di dunia setelah China,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nisrina Nafisah dalam siaran persnya, Senin (21/2/2022).

Dia membeberkan, produksi kedelai di kedua negara tersebut mencapai 140 juta ton dan 50 juta ton setiap tahunnya. Jumlah impor kedelai Indonesia dari kedua negara tersebut kurang dari 1 persen total impor Indonesia setiap tahunnya.

Indonesia bahkan tidak mengimpor kedelai dari keduanya di 2020.

Baca juga: Harga Kedelai Mahal, Perajin Tahu Tempe: Pemerintah Tak Bisa Lagi Tutup Mata dengan Nasib Kami

Hal ini, lanjut Nisrina, membuka peluang untuk kerjasama yang lebih besar, terutama untuk memenuhi ketersediaan kedelai yang selama ini didominasi kedelai dari Amerika Serikat.

Apalagi, kata dia, Indonesia sedang menjajaki kerjasama ekonomi dengan Kawasan Latin Amerika dan Karibia, yang merupakan pasar non-tradisional Indonesia.

Kerjasama ekonomi dengan negara-negara di kawasan tersebut yang mulai diperkuat karena dapat membuka peluang Indonesia untuk membagi kuota impor kedelainya dengan negara Amerika Latin seperti Brazil dan Argentina.

Lebih dari 80 persen kedelai Indonesia berasal dari impor setiap tahunnya.

Dia membeberkan, data dari BPS menunjukkan bahwa sekitar 90 persen impor kedelai Indonesia untuk tahun 2020 datang dari Amerika Serikat sejumlah 2.238,5 ton dari total 2.475,3 ton impor kedelai Indonesia.

Kanada menjadi negara sumber impor terbesar kedua untuk Indonesia dengan jumlah impor yang mencapai 229,6 ribu ton pada tahun 2020.

Sementara itu, berdasarkan Data USDA menunjukkan, naiknya harga kedelai di pasar internasional disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berkurangnya pasokan kedelai dunia karena perubahan cuaca yang mengganggu produksi kedelai di negara produsen utama, yaitu Amerika Serikat, Brazil dan Argentina (USDA, 2022).

Ketiga negara tersebut menghasilkan sekitar 80 persen produksi kedelai dunia (Voora et al., 2020).

Sejak Desember 2021, produksi kedelai turun 7 persen di Brazil dan 9 persen di Argentina. Walaupun ada penurunan jumlah produksi, kedua negara tetap termasuk sebagai produsen utama kedelai di dunia.

Baca juga: Harga Kedelai Impor Meroket, Perajin Tempe Tahu: Kami Prihatin

Nisrina menambahkan, Badai Ida yang terjadi pada akhir Agustus sampai awal September sempat mengganggu produksi kedelai di Louisiana dan beberapa negara bagian Amerika Serikat lainnya.

Oleh karena itu, total pasokan kedelai tahun 2021 menurun sebesar 53 juta bushel atau 1,4 juta ton.

Pasokan kedelai yang turun karena kapasitas produksi yang terbatas dan gangguan cuaca saat masa panen kedelai, yang biasanya jatuh sekitar September sampai Desember di beberapa negara produsen utama, juga turut memengaruhi kenaikan harga

Dia menambahkan, faktor lainnya yang berperan adalah gangguan pada rantai pasok akibat kurangnya tenaga kerja pada sektor logistik dan tingginya biaya transportasi.

Karantina wilayah yang masih diterapkan di berbagai negara juga menambah waktu untuk pengangkutan barang.

Selain itu, bencana Badai Ida di Amerika Serikat merusak pelabuhan New Orleans yang merupakan pelabuhan utama untuk ekspor barang dari Amerika Serikat.

Baca juga: Terus-terusan Impor, Apa Kabar Janji Jokowi soal Swasembada Kedelai?

Diversifikasi sumber pangan penting dilakukan untuk memastikan pemenuhan stok kedelai dalam negeri, sehingga ketika terjadi gangguan di satu sumber impor, Indonesia bisa dengan segera beralih ke sumber lain,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com