Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tak Kenakan Sanksi Ekspor Energi ke Rusia, Harga Minyak Dunia Turun dari Level 100 Dollar AS

Kompas.com - 26/02/2022, 10:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia turun dari level 100 dollar AS per barrel pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), usai Amerika Serikat (AS) dan sekutunya memutuskan tidak memberikan sanksi kepada Rusia terkait ekspor energi.

Sebelumnya, usai Rusia melancarkan serangan terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022) kemarin, harga minyak mentah berjangka Brent sempat melonjak ke level 105,79 dollar AS per barrel.

Baca juga: Harga Minyak Naik Akibat Konflik Rusia-Ukraina, Pertamina Pantau Terus Pasar Global

Melansir Bloomberg, Sabtu (26/2/2022), harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak April 2022 ditutup turun 1,15 dollar AS menjadi di level 97,93 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,22 dollar AS menjadi di level 91,59 dollar AS per barrel.

AS dan sekutunya telah memberikan sanksi ke lima bank besar Rusia sebagai langkah memblokir negara itu dari sistem keuangan global. Presiden AS Joe Biden pun memastikan tak ada sanksi yang terkait dengan pasokan energi.

“Tampaknya AS dan sekutunya ingin menyakiti Rusia tetapi tidak ingin menghalangi kemampuan mereka untuk mengirimkan produk energi ke pasar global,” ujar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia. Negara yang dipimpin Vladimir Putin ini memproduksi sekitar 10 persen dari pasokan minyak global, atau sekitar 10,5 juta barel per hari.

Baca juga: Imbas Invasi Rusia ke Ukraina, Kementerian ESDM: Harga Minyak RI Akan Semakin Naik

Selain itu, Rusia juga merupakan pengekspor utama gas alam. Pada tahun 2020, Rusia menyumbang sekitar 38 persen dari impor gas alam Uni Eropa, menurut data badan statistik Uni Eropa, Eurostat.

“Tampaknya AS dan sekutunya ingin menyakiti Rusia tetapi tidak ingin menghalangi kemampuan mereka untuk mengirimkan produk energi ke dunia,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina telah menakuti pasar yang sebelumnya sudah tertekan akibat pasokan minyak di seluruh dunia gagal mengimbangi pemulihan permintaan yang kuat ketika pandemi Covid-19 mereda.

Saat ini Presiden AS Biden sedang mempertimbangkan untuk memanfaatkan kembali cadangan darurat minyak AS dan berkoordinasi dengan sekutunya untuk menekan tren lonjakan harga di tengah ketatnya pasokan minyak dunia.

Baca juga: AS Blokir 5 Bank Besar Rusia, Harga Minyak Sempat Tembus 100 Dollar AS Per Barrel

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com