JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas panen padi sepanjang tahun 2021 mencapai 10,41 juta hektar. Angkanya menurun 0,25 juta hektar atau 2,30 persen dari 10,66 juta hektar sepanjang tahun 2020.
Adapun penghitungan luas panen padi menggunakan informasi luas bahan baku sawah (LBS) yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No. 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tentang Penetapan Luas Bahan Baku Sawah Nasional Tahun 2019.
Baca juga: Meski Terjadi Deflasi, BPS Nilai Daya Beli Masyarakat Masih Tinggi
Luas lahan baku sawah ditetapkan mencapai 7,46 juta hektar, dengan bahan baku terbesar di Jawa Timur yang mencapai 1,21 juta hektar, Jawa Tengah 1,04 juta hektar, dan Jawa Barat 928.218 hektar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, penurunan luas panen padi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain terjadinya kemarau yang lebih tinggi pada Agustus - September tahun 2021.
"Kemarau menyebabkan kekeringan sehingga berdampak pada luas panen padi yang jauh lebih rendah pada bulan yang sama di 2020," ucap Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/3/2022).
Penyebab kedua, adanya peralihan ke tanaman lain selain padi di bulan Agustus-September 2021. Pasalnya, petani memilih alternatif tanaman lain untuk mengurangi kebutuhan air akibat kemarau.
Selain itu, ada beberapa bencana alam yang menimpa sepanjang tahun 2021 termasuk erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur. Begitu juga fenomena banjir di awal tahun 2021 dan serangan hama.
"Intensitas curah hujan yang cukup tinggi di akhir 2021 juga berdampak pada luas panen sepanjang Oktober - Desember 2021," beber Setianto.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.