Sejatinya tidak ada cara instan untuk menjadi kaya selain harus melalui proses yang mungkin tidak singkat, bahkan “berdarah-darah”. Salah satunya adalah dengan berwirausaha.
Sesuai dengan definisi dari Hisrich dan kawan-kawan (2008) kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dan memiliki nilai dengan mengorbankan waktu dan tenaga, melakukan pengambilan risiko finansial, fisik, maupun sosial, serta menerima imbalan moneter serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Kata “proses” perlu digarisbawahi, bahwa berwirausaha adalah serangkaian proses berinovasi agar dapat menciptakan sesuatu yang baru dan riil, bukan absurd yang langsung jadi sekejap membuat penciptanya untung besar.
Di dalam proses ada risiko finansial, fisik dan sosial yang menyertai. Tidak ada inovasi baru yang langsung dapat dengan mudah diterima oleh konsumen.
Tidak jarang terjadi penolakan. Jika inovasi diterima, bermanfaat, dan memberi dampak kuat bagi masyarakat, impian wirausaha untuk berlimpah makmur, akan mendekati kenyataan.
Kepuasan dan kebebasan pribadi yang disebut Hisrich dan kawan-kawan bisa jadi makna kebahagiaan yang ingin digapai sang wirausaha lebih dari sekadar imbalan uang.
Karakter awal yang harus dimiliki agar proses dapat berjalan efektif adalah sikap proaktif, tidak pasif apalagi berpasrah diri menunggu takdir.
Proaktif adalah awal seseorang untuk kreatif, inovatif, berani mengambil risiko yang terukur dan menghadapinya dengan penuh semangat pantang menyerah.
Merujuk pada pendekatan Lean Canvas dari Eric Ries dan Ash Mauriya (2012), awal dari kewirausahaan adalah peluang dari masalah yang dihadapi pelanggan yang dituju (customer segment problem).
Tugas utama wirausaha adalah mengidentifikasi masalah tersebut dan memberikan solusi yang berdampak luas bagi masyarakat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.