Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Perlu Dipersiapkan oleh Perusahaan jika Ingin Dapat Suntikan Modal Melalui IPO di BEI

Kompas.com - 30/03/2022, 17:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan rencana pemerintah untuk melakukan transisi pandemi ke endemi, investor menyambut baik rencana tersebut, terlihat dari pergerakan pasar bursa yang cenderung positif.

Jasmin Maranan, Capital Markets Leader dari PwC Indonesia, mengungkapkan, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk perjalanan IPO, mulai dari aspek finansial hingga nonfinansial, salah satunya adalah ESG.

Saat ini, investor dan pemangku kepentingan mulai mempertimbangkan untuk membuat cerita ekuitas perusahaan dengan ESG sebagai landasannya.

Baca juga: BEI: Ada 32 Saham yang Bakal IPO Menyusul GoTo, Apa Saja?

“Investor ingin berinvestasi dalam bisnis yang dapat memuaskan ekspektasi finansial pemegang saham dan juga menunjukkan secara kredibel bahwa mereka secara mendasar mengenali dan merespons risiko dan peluang yang ada terkait ESG, terutama seputar perubahan iklim,” ujar Jasmin dalam siaran pers, Rabu (30/3/2022).

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, ada tiga hal yang membuat BEI bangga dengan pencapaian selama ini, antara lain pipeline dan jumlah perusahaan tercatat yang semakin bertambah.

Kemudian, terbitnya POJK 22/2021 dan Peraturan Pencatatan I-A baru, serta rekor BEI sebagai Bursa dengan jumlah pencatatan saham terbanyak dan fundraised terbesar di bursa ASEAN pada 2021.

“Kami juga sangat antusias dalam memberikan sharing pendanaan melalui pasar modal serta memastikan perusahaan bisa mendapatkan experience yang baik dalam proses menjadi perusahaan publik,” kata Nyoman.

Baca juga: 7 Fakta IPO GoTo yang Paling Banyak Diperbincangkan, Apa Saja?

Jasmin mengatakan, di tengah pemulihan ekonomi yang masih terus berlangsung, BEI menunjukkan jumlah perusahaan yang mencatatkan saham telah mencapai angka 778 saham dari total 890 emiten (saham, obligasi, sukuk, dan efek beragun aset).

Ini menunjukkan masih tingginya kepercayaan pelaku bisnis kepada pasar modal Indonesia. Seperti yang diketahui, pada tahun 2021, BEI memperoleh pencapaian yang menggembirakan di mana BEI menjadi Bursa Efek dengan pencapaian jumlah perusahaan tercatat saham tertinggi selama lima tahun terakhir di antara bursa ASEAN.

Sejak awal tahun hingga 25 Maret 2022, terdapat 12 perusahaan yang telah tercatat di IDX sebagai emiten baru. Dengan performa pasar yang cenderung positif di tengah perubahan pandemi menjadi endemi dan isu global, pelaku bisnis perlu memahami hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan dan harus dilakukan dalam mempersiapkan rencana IPO (Initial Public Offering).

Jasmin mengatakan, di tengah tantangan tingkat makro saat ini, seperti risiko geopolitik, pandemi, tekanan inflasi, dan volatilitas pasar, lanskap pasar modal di Indonesia secara fundamental tetap kuat.

“Kekuatan pasar berada di luar kendali perusahaan manapun, tetapi ada satu hal yang dapat dilakukan dan dikendalikan oleh calon emiten, adalah memastikan kesiapan perusahaan untuk go public,” kata Jasmin.

Baca juga: Sudah Pesan Saham IPO GoTo, Apakah Otomatis Dapat? Simak Hal Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com