Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengguna Pertamax Lari ke Pertalite, Pemerintah Berencana Tambah Kuota

Kompas.com - 14/04/2022, 04:13 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite sebanyak 5,45 juta kiloliter (KL) di tahun ini. Hal itu seiring konsumsinya yang meningkat karena terjadi peralihan dari pengguna Pertamax ke Pertalite.

Pertamax mengalami kenaikan harga sejak 1 April 2022 menjadi Rp 12.500 per liter, sementara harga Pertalite tetap Rp 7.650 per liter. Artinya, ada disparitas harga yang tinggi antara keduanya sebesar Rp 4.850 per liter.

"Contoh kemarin dengan kenaikan Pertamax, ternyata di lapangan terjadi penurunan konsumsi Pertamax dan di lain sisi terjadi kenaikan konsumsi Pertalite," ungkap Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (13/4/2022).

Baca juga: Menteri ESDM Beri Sinyal Kenaikan Harga Pertalite dan Solar

Arifin menjelaskan, permintaan konsumsi Pertalite pada dasarnya sudah tinggi, didorong pemulihan mobilitas masyarakat yang lebih cepat pasca pandemi Covid-19. Ini membuat penyaluran Pertalite sudah over kuota 14 persen sepanjang Januari-Maret 2022.

Maka seiring dengan adanya kenaikan harga Pertamax yang mendorong tren peralihan pengguna ke Pertalite, permintaan Pertalite pun diproyeksi akan semakin meningkat.

"Ini harus dilakukan langkah antisipasi, karena kami sebenarnya sudah menyiapkan stok yang cukup untuk Pertalite, tapi dengan konsumsi yang kita perkirakan tidak ada shifting (peralihan) dari Pertamax ke Pertalite," jelas dia.

Arifin bilang, dengan mempertimbangkan realisasi over kuota, pemerintah pun berencana menambah kuota Pertalite sebanyak 5,45 juta KL. Maka total kuota Pertalite tahun ini nantinya akan menjadi 28,50 juta KL, dari kuota awal sebesar 23,05 juta KL.

Di sisi lain, ia turut memberikan sinyal rencana kenaikan harga Pertalite. Ini merupakan strategi jangka menengah-panjang pemerintah dalam menghadapi melambungnya harga minyak dunia yang kini mencapai di atas 100 dollar AS per barrel.

Dia menjelaskan, kenaikan harga minyak dunia akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina membuat harga minyak mentah Indonesia (ICP/Indonesia Crude Price) per Maret 2022 sebesar 98,4 dollar AS per barrel. Padahal asumsi APBN 2022 hanya 63 dollar AS per barrel.

"Untuk jangka menengah dan panjang, akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite dan minyak Solar," ungkapnya.

Baca juga: Tarif Listrik hingga Harga Pertalite, Solar dan Elpiji 3 Kg Bakal Naik

Selain itu, strategi menghadapi kenaikan harga minyak dunia juga akan dilakukan melalui pengamanan cadangan operasional menjadi 30 hari dari saat ini hanya 21 hari. Kemudian, melakukan manajemen stok secara jangka panjang.

Sementara, untuk strategi jangka pendek, pemerintah akan menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM, khususnya ada periode Ramadhan dan Idul Fitri. Lalu, meningkatkan pengawasan dan penindakan penyalahgunaan BBM, serta memaksimalkan fungsi digitalisasi SPBU.

"Juga untuk jangka pendek, kami mengusulkan perubahan kuota BBM jenis tertentu, termasuk JBKP (jenis BBM khusus penugasan) Pertalite," tutup Arifin.

Baca juga: Cek Total Tarif Tol dari Surabaya ke Mojokerto, Kertosono dan Ngawi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com