Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Kuliahkan Anak ke Luar Negeri, Simak Kiat Ini

Kompas.com - 18/04/2022, 10:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyekolahkan anak di luar negeri merupakan impian sebagian orang tua di Indonesia. Untuk mencapaitujuan tersebut,  tentu membutuhkan persiapan dana dalam jumlah besar.

Bagaimana cara mempersiapkan dana pendidikan agar kita bisa menyekolahkan anak ke luar negeri?

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Krizia Maulana menjelaskan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menyekolahkan anak ke luar negeri.

Baca juga: Inilah Alasan Pentingnya Asuransi Pendidikan Anak

Biaya yang perlu dicari mulai dari uang pangkal, biaya per semester, hingga biaya hidup bulanan di negara tujuan. Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah perbedaan mata uang.

Ia menjelaskan, biaya pendidikan di luar negeri umumnya menggunakan mata uang asing. Oleh karena itu, sebaiknya dana pendidikan juga disiapkan dalam mata uang negara tujuan atau bisa juga dalam dolar AS.

"Pertimbangannya adalah agar tidak terjadi perbedaan atau selisih kurs di kemudian hari yang berpotensi mengganggu persiapan biaya kuliah anak," kata dia dalam keterangan resmi dikutip Kompas.com Senin (18/4/2022).

Untuk itu menurut dia, investasi dalam mata uang dolar AS bisa menjadi salah satu opsi.

Setelah mengetahui seluruh biaya selama anak menempuh pendidikannya di luar negeri, dengan sudah memperhitungkan faktor inflasi, langkah berikutnya adalah menentukan instrumen investasi yang tepat untuk mengembangkan dana pendidikan anak.

Perlu diketahui, dana pendidikan adalah dana yang harus ada saat dibutuhkan.

Untuk itu Krizia berpesan, selain penempatan pada kelas aset pasar uang seperti pada tabungan dan deposito berdenominasi dolar AS, perlu juga menambahkan porsi reksa dana saham sebagai booster.

Ini menjadi penting mengingat sifat saham yang likuid atau mudah untuk dijual kembali serta memiliki potensi pengembalian hasil yang tinggi.

Berdasarkan penuturan dia, penempatan dana investasi di reksa dana saham bisa menjadi pilihan jika persiapan dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang atau di atas 10 tahun.

Apalagi saat ini sudah ada beberapa reksa dana berdenominasi dolar AS yang menangkap peluang investasi di pasar saham domestik dan luar negeri.

Ia menambahkan, tahun ini Indonesia berada pada posisi yang atraktif. Berbeda dengan negara maju yang mengalami tren normalisasi, Indonesia justru diuntungkan oleh momentum pemulihan ekonomi seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat dan meningkatnya vaksinasi.

"Posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas juga memberikan efek lindung nilai dari kenaikan harga komoditas. Kenaikan harga komoditas memberikan trickle-down effect terhadapperekonomian secara keseluruhan lewat meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang bekerja dan berhubungan dengan sektor yang bersangkutan," urai dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com