PENGETAHUAN manusia terus berkembang setiap hari, bulan, tahun, dekade, dan abad. Selama berabad-abad, sektor ekonomi berkembang menjadi pilar penting kehidupan dalam meraih kemakmuran umat manusia.
Kegiatan ekonomi terus berevolusi dari sekadar menggunakan alat sederhana, mempercepat produktivitas dengan mesin uap, meningkatkan efisiensi dengan elektrifikasi dan elektronisasi, mengotomatisasi dengan digitalisasi, hingga mengoptimalkan strategi dengan kecerdasan buatan.
Di sisi lain, peneliti lingkungan hidup menemukan dan mengingatkan kita semua akan dampak aktivitas manusia yang membuahkan emisi gas buang, yang kemudian disebut sebagai emisi antropogenik (anthropogenic emissions).
Emisi gas buang tersebut termasuk gas karbon dioksida, gas metana, gas dinitrogen oksida, dan gas terfluorinasi yang kemudian dikategorikan sebagai Gas Rumah Kaca (GRK), yang dapat terakumulasi di lapisan terendah atmosfer, yaitu troposfer di ketinggian 8 hingga 15 km dari permukaan laut.
GRK yang terus menebal akibat aktivitas manusia ini dapat menghambat pantulan cahaya matahari kembali ke angkasa, bahkan keberadaannya dapat memantulkan kembali radiasinya ke permukaan bumi yang makin menyebabkan pemanasan global.
Secara alami, gas dari fermentasi atau penguraian senyawa organik ranting dan dedaunan, gas dari kotoran binatang, dan sebagainya disebut emisi alami (natural emissions) juga ikut terakumulasi di troposfer, namun secara alami juga berkurang oleh siklus hujan, kemampuan alami serapan hutan, tanah, dan lautan.
Kondisi inilah yang kemudian disebut sebagai karbon netral (carbon neutral), yaitu ketika seluruh emisi di troposfer adalah emisi alami dan mampu didaur ulang secara alami oleh alam.
Namun saat emisi antropogenik ikut membebani kemampuan alami alam yang hanya mampu mengolah emisi alami, saat itulah total emisi GRK terakumulasi di troposfer yang membahayakan keberlanjutan umat manusia.
Di abad ke-21 ini, lingkungan hidup menjadi pilar kehidupan yang tidak kalah penting dengan ekonomi dalam mencapai kemakmuran yang keberlanjutan bagi umat manusia.
Karena ternyata cara kita mencapai kesejahteraan selama ini masih merugikan dan mengorbankan lingkungan hidup dan membahayakan generasi masa depan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.