ADA anekdot menarik yang dilempar peserta pada sarasehan koperasi yang saya hadiri bulan April lalu, “Apa indikator koperasi kredit kami sukses, adalah ketika CU kami tutup”.
Tentu saja hal itu disambut tawa peserta lain. Namun ia menjelaskan duduk masalahnya, bagaimana sekarang berbagai kebutuhan anggota relatif sudah terlayani.
Sebaran pinjaman cenderung menurun, sebaliknya simpanan anggota naik. Artinya kesejahteraan anggota meningkat. Di sisi lain, beban jasa yang ditanggung koperasi naik.
Boleh jadi itu anekdot sederhana, tapi ada benarnya bila kita hubungkan dengan tren demografi Indonesia saat ini.
Saya belum punya data pasti, saya taksir komposisi anggota koperasi saat ini 70 persen didominasi generasi X dan baby boomer. Hanya 30 persennya generasi Y dan sangat sedikit Z.
Tahun ini generasi X adalah orang dengan rentang usia 41-56 tahun, lalu baby boomer berusia 57-75 tahun. Kemudian generasi Y berusia 25-40 tahun dan Z di bawah dan sama dengan 24 tahun.
Lalu bagaimana anekdot di atas bisa terjadi?
Bila Anda tergolong baby boomer, sebagian besar kebutuhan hidup Anda sudah tercukupi. Mulai dari sandang, pangan dan papan.
Saat ini Anda mulai memasuki masa pensiun. Anak-anak Anda sudah besar, memiliki pekerjaan, menikah dan punya anak. Artinya Anda sudah punya cucu.
Bila Anda masih bekerja, itu hanya sebagai aktivitas sambilan untuk mengisi waktu luang di masa pensiun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.