NEW YORK, KOMPAS.com – Harga saham Twitter anjlok 9,69 persen pada akhir perdagangan di Wall Street Jumat (13/5/2022) waktu setempat, berakhir pada level 40,7 dollar AS. Penurunan saham Twitter ini menyusul aksi bos Tesla Elon Musk yang menunda kesepakatan akusisi perusahaan media sosial Twitter.
Mengutip CNBC, penurunan harga saham Twitter juga seiring sejalan dengan penurunan kapitalisasi pasar Twitter menjadi 9 miliar dollar AS. Saham Twitter bahkan telah mengalami penurunan hampir 13 persen setelah mencapai level tertingginya pada April 2022.
Baca juga: Lirik Nikel, Elon Musk Kirim Timnya ke Indonesia
Melalui cuitannya, Musk mengungkapkan dirinya menunda akuisisi karena tengah mengkalkulasi banyaknya akun palsu pada Twitter. Namun, selang beberapa waktu Musk mengatakan bahwa ia berkomitmen dengan akuisisi.
“Kesepakatan Twitter untuk sementara ditangguhkan, karena masalah ada banyak akun palsu, yang memang mewakili kurang dari 5 persen pengguna,” kata Musk.
“Masih berkomitmen untuk akuisisi,” lanjut dia.
Baca juga: Wall Street Berakhir Hijau, Saham Meta Platforms, Alphabet hingga Tesla Terbang
Investor khawatir bahwa kesepakatan ini tidak akan mencapai garis akhir. Meskipun para petinggi di Twitter menyetujui akuisisi tersebut, masih diperlukan waktu berbulan-bulan untuk menutup kesepakatan, dan tidak ada jaminan bahwa itu akan terjadi.
Namun demikian, Musk diharuskan membayar biaya perpisahan senilai 1 miliar dollar AS, jika Musk memilih untuk tidak melanjutkan kesepakatan. Ini tentunya biaya yang cukup kecil, mengingat CEO Tesla memiliki kekayaan lebih dari 220 miliar dollar AS.
“Pasar sedikit kurang percaya diri bahwa kesepakatan itu akan tercapai karena tantangan regulasi dan ini adalah interpretasi yang sangat cepat dari pergerakan saham,” kata Mark Mahaney, analis di Evercore ISI, mengutip CNBC.
Baca juga: 19 Investor “Bantu” Elon Musk “Beli” Twitter, Ada Investor-nya GOTO hingga Keluarga Raja Arab Saudi
Sementara itu, CEO Twitter Parag Agrawal mengatakan pihaknya masih mengharapkan kesepakatan dengan Elon Musk akan berhasil. Namun, jika itu tidak terjadi, maka ia akan terus menjalankan perusahaan.
"Sementara saya mengharapkan kesepakatan untuk ditutup, kita harus siap untuk semua skenario dan selalu melakukan apa yang benar untuk Twitter. Saya bertanggung jawab untuk memimpin dan mengoperasikan Twitter, yang lebih kuat," kata Agarwal dalam sebuah cuitan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.