NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup merah, pada penutupan perdagangan Kamis (19/5/2022). Penurunan ini terjadi karena sentimen pasar masih cenderung turun atau bearish, dan investor banyak melakukan aksi jual menyusul kekhawatiran kenaikan suku bunga Federal Reserve untuk menekan laju inflasi.
DJIA turun 236,94 poin, atau 0,75 persen, menjadi 31.253,13 setelah sehari sebelumnya juga mengalami penurunan terdalam sejak tahun 2020. S&P 500 melemah 22,89 poin atau 0,59 persen, sementara Nasdaq Composite juga turun 0,26 persen menjadi 11.388,50, melanjutkan penurunan di hari sebelumnya 4,7 persen.
Baca juga: Wall Street Jatuh, Saham–saham Retail di AS Rontok
"Aksi ambil untung bagi investor dilakukan untuk bersiap menghadapi volatilitas yang berkepanjangan. Kami percaya bahwa volatilitas akan menjadi narasi investor untuk keseimbangan kuartal II tahun 2022,” kata Greg Bassuk, CEO di AXS Investments dikutip dari CNBC.
Pada pekan ini, S&P 500 dan Nasdaq turun lebih dari 3 persen pada pekan ini, sementara DJIA telah kehilangan 2,9 persen. Kerugian tersebut, salah satu penyebabnya adalah laporan kuartalan perusahaan yang tidak sesuai ekspektasi.
Baca juga: Wall Street Mayoritas Merah, Saham Twitter dan Tesla Rontok
Perusahaan retail terbesar, Target dan Walmart yang menunjukkan kenaikan biaya bahan bakar yang lebih tinggi untuk operasional, sementara permintaan konsumen tertahan di tengah inflasi. Saham Target, ambles 24 persen pada hari Rabu, dan pada hari Kamis saham Target anjlok lebih rendah lagi, yakni 5,1 persen.
“Penjualan pada perusahaan-perusahaan barang atau konsumen lainnya pada kuartal ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi akhirnya berdampak pada pendapatan,” kata Maneesh S. Deshpande, kepala strategi ekuitas AS di Barclays.
Saham Cisco memimpin pelemahan di sektor teknologi dengan penurunan 13,7 persen. Penurunan ini terjadi setelah perusahaan merilis penurunan pendapatan pada kuartal pertama tahun 2022. Di sisi lain, rebound di beberapa saham teknologi, seperti saham Synopsys yang melonjak 10,3 persen dan Datadog melonjak 9,6 persen.
Baca juga: Bahlil: Tesla, LG hingga Foxconn Berencana Bangun Pabrik di Batang, Jawa Tengah
Jonathan Krinsky, kepala teknisi pasar BTIG mengatakan, sektor teknologi memang mengalami tekanan sejak awal tahun ini, namun kekhawatiran investor akan resesi mendorong aksi jual pada saham – saham di sektor retail dan beralih ke saham teknologi.
Saham di S&P 500 mencapai posisi terendah baru, setelah saham Target mencapai posisi terendah sejak November 2020. Sementara saham Walmart diperdagangkan pada titik terendah sejak Juli 2020. Saham Bank of America dan Charles Schwab turun ke level terburuk sejak Februari 2021, dan Saham Intel telah jatuh ke posisi terendah sejak Oktober 2017.
“Masalahnya sekarang tampaknya tidak ada tempat untuk bersembunyi. Saham konsumen masih mencatatkan pertumbuhan yang rendah. Dengan kata lain, uang berputar menjadi cash, bukan antar sektor yang berbeda. Ini mengonfirmasi, bahwa beli di pasar bearish jauh lebih mudah,” kata Krinsky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.