Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Monitoring Karantina Sapi di Cilegon, SYL: PMK Ada, tetapi Bisa Disembuhkan

Kompas.com - 22/05/2022, 09:26 WIB
Dwi NH,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meyakini bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak dapat disembuhkan, dan aman bagi manusia.

"PMK ada, iya. (Akan) tetapi (sapi yang mengalami) PMK bisa disembuhkan. PMK memang hadir, tapi tidak membahayakan manusia,” imbuhnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (22/5/2022).

Artinya, lanjut dia, masyarakat tak perlu khawatir mengonsumsi daging sapi. Sebab, pemrosesan produksi daging ternak sudah sesuai dengan protokol kesehatan (prokes) dapat dimakan.

Oleh karena itu, SYL mengimbau agar tidak ada kepanikan dari pihak mana pun dalam menyambut Idul Adha 2022 atau 1443 Hijriah (H).

Baca juga: Mentan Pastikan Ketersedian Hewan Ternak untuk Idul Adha Aman dan Bebas PMK

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat melakukan monitoring tindakan karantina di Cilegon, Sabtu (21/5/2022). Kegiatan ini diawali dengan apel siaga PMK yang langsung dipimpin oleh SYL.

Adapun tujuan dari kegiatan apel siaga PMK adalah menjamin keamanan dan kesehatan lalu lintas hewan ternak, termasuk untuk kebutuhan Idul Adha.

Pada kesempatan itu, SYL secara langsung memastikan lalu lintas sapi antararea berjalan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Utamanya, dalam penanganan wabah PMK di Pelabuhan Merak, Sabtu.

 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat memastikan lalu lintas sapi antararea berjalan sesuai SOP. 
 
DOK. Humas Kementan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat memastikan lalu lintas sapi antararea berjalan sesuai SOP.

Didampingi Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Bambang, SYL melakukan inspeksi terkait pengawasan terhadap sapi yang akan dilalulintaskan keluar Pulau Jawa ke Pulau Sumatera.

Inspeksi tersebut merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Barantan secara aktif terus melakukan pengawasan terhadap hewan ternak di tempat pemasukan dan pengeluaran di seluruh wilayah Tanah Air.

Berdasarkan data pada sistem lalu lintas perkarantinaan, Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) Karantina Pertanian Cilegon mencatat peningkatan lalu lintas komoditas asal sektor peternakan secara signifikan.

Pada 2021, media pembawa rentan PMK yang dilalulintaskan mencapai 25.153 ekor. Angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan lalu lintas ternak rentan PMK pada 2020 yang hanya tercatat 10.745 ekor saja.

Baca juga: Cegah Penyebaran PMK, Kementan Perketat Pengawasan Lalu Lintas Hewan di Pelabuhan

"Hari ini, Sabtu, saya berkesempatan untuk memastikan bahwa Barantan menerapkan biosekuriti terhadap pengeluaran 149 ekor sapi tujuan Pekanbaru. Lalu lintas dari Pelabuhan Merak melalui Pelabuhan Bakauheni," kata SYL.

Adapun tindakan karantina yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan dokumen, dan penyemprotan desinfektan. Hal ini untuk membunuh virus yang kemungkinan masih terbawa, salah satunya penyebab PMK.

"Tidak ada lalu lintas hewan di sini yang bisa lolos tanpa prokes. Hewan yang tidak lolos, diberhentikan sampai di si i," ujar SYL.

Dalam kesempatan itu, tak lupa ia memberikan apresiasi terhadap kinerja Barantan dan juga instansi terkait lainnya untuk memperketat pengawasan di tempat pengeluaran dan pemasukan.

Baca juga: Cegah PMK, Peternak Sapi di Depok Semprotkan Disinfektan hingga Lockdown Kandang

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com