Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Naik, Anggaran Subsidi Terealisasi Rp 56,62 Triliun Hingga April 2022

Kompas.com - 23/05/2022, 20:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan mencatat realisasi subsidi hingga 30 April 2022 mencapai Rp 56,62 triliun. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama dua tahun sebelumnya, yakni April 2021 Rp 40,73 triliun dan April 2020 Rp 32,83 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tingginya realisasi subsidi disebabkan kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP), percepatan pencairan kurang bayar subsidi energi, dan peningkatan volume penyaluran barang bersubsidi.

"Belanja subsidi di luar perlinsos (program perlindungan sosial) ini juga cukup besar. Kalau kita lihat lonjakannya terjadi karena konsekuensi dari harga-harga," ujarnya saat konferensi pers APBN KITA, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Erick Thohir Bela Sri Mulyani Tambah Subsidi untuk PLN dan Pertamina

Dia menjelaskan, realisasi subsidi energi ini meliputi Rp 10,17 triliun untuk kurang bayar tahun sebelumnya dan Rp 46,45 triliun untuk subsidi reguler.

Sementara rincian realisasi subsidi berdasarkan jenisnya meliputi BBM dan LPG Rp 34,8 triliun, listrik Rp 11,6 triliun, pupuk Rp 1,8 triliun, bunga kredit program Rp 8,3 triliun dan subsidi non energi lainnya Rp 0,1 triliun.

"Ini pun belum semua karena ini baru kita bayarkan yang sudah ada di dalam APBN," kata Sri Mulyani.

Menurutnya kenaikan harga komoditas berdampak terhadap meningkatnya beban subsidi BBM dan LPG. Hingga akhir April kemarin, realisasi subsidi BBM dan LPG sudah mencapai 44,8 persen dari pagu APBN 2022.

Baca juga: Dilema Sri Mulyani, Pilih Tambah Anggaran Subsidi atau Buat Pertamina-PLN Berdarah-darah

Kenaikan subsidi BBM dan LPG cenderung lebih besar dibanding April 2021 yang hanya Rp 23,2 triliun. Oleh karenanya, khusus untuk subsidi LPG dan BBM, Kemenkeu mengajukan tambahan alokasi subsidi kepada DPR.

Hal ini dikarenakan, realisasi penyaluran untuk BBM solar dan minyak tanah tahun 2022 naik menjadi 4,1 kilo liter dibandingkan tahun lalu hanya 3,6 kilo liter.

Kemudian untuk realisasi penyaluran LPG menjadi 1,9 metrik ton dari 1,8 MT pada 2021. Untuk pelanggan subsidi listrik realisasi periode ini 38,4 juta dari tahun lalu 37,4 juta.

"Kemarin Kamis kita ada di DPR untuk minta tambahan lagi alokasi subsidi, yang sudah ada di APBN kita sudah gelontorkan yaitu untuk LPG dan BBM sudah naik 50 persen subsidinya," ucap Sri Mulyani.

Sementara untuk realisasi pupuk juga mengalami kenaikan volume dari 2,6 juta ton tahun lalu saat ini mencapai 3 juta ton. Lalu realisasi subsidi perumahan pun meningkat menjadi 38.400 unit dari tahun lalu 26.300 unit saja.

Demikian dengan, realisasi KUR naik di mana jumlah debiturnya mencapai 2,7 juta dari 2,3 juta dan jumlah kredit yang disalurkan Rp 125,6 triliun dari tahun lalu yang hanya Rp 83,1 triliun.

Baca juga: Anggaran Subsidi Energi Ditambah, Erick Thohir: Negara Tidak Ingin Membebani Rakyat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com