Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh Pesat, Likuiditas Tetap Terjaga

Kompas.com - 03/06/2022, 17:30 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fungsi intermediasi perbankan tengah berada dalam tren pertumbuhan. Data menunjukkan, realisasi pertumbuhan penyaluran kredit perbankan sejak Januari 2022 hingga April 2022 terus meningkat.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit perbankan pada Januari 2022 tumbuh 5,79 persen secara tahunan (year on year/yoy), kemudian pada Februari tumbuh 6,33 persen, Maret tumbuh 6,55 persen, dan pada April pertumbuhan penyaluran kredit perbankan melesat 9,1 persen.

Pesatnya pertumbuhan kredit perbankan pada April 2022 selaras dengan tren pemulihan ekonomi yang berlanjut. Mulai berputar kembalinya roda perekonomian membuat permintaan pembiayaan dari berbagai segmen meningkat.

Permintaan pembiayaan yang meningkat itu mampu dipenuhi oleh perbankan, yang saat ini memiliki likuiditas mumpuni. Ini merupakan hasil dari pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tinggi selama beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Laba Bersih Produsen Tembakau Ini Melonjak 94,4 Persen di Kuartal I-2022

Pertumbuhan terjadi di berbagai sektor

Pertumbuhan kredit pada April 2022 terjadi di seluruh kelompok bank, serta sebagian besar segmen kredit, dan sektor ekonomi. Ini seiring berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan rumah tangga.

Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit terus melonggar terutama di sektor perdagangan, industri, dan pertanian, seiring menurunnya persepsi risiko kredit. Sementara itu, dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, tercermin dari perbaikan penjualan, kemampuan membayar, dan belanja modal

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, secara sektoral, kredit sektor pertambangan dan manufaktur mencatatkan kenaikan terbesar secara bulanan (month to month/mtm) masing-masing sebesar Rp 21,5 triliun dan Rp 20,8 triliun.

Peningkatan kinerja intermediasi tersebut terjadi di tengah perekonomian global yang masih menghadapi tekanan inflasi yang persisten tinggi dan telah mendorong pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh mayoritas bank sentral dunia.

Baca juga: Kementerian BUMN: Tak Ada Kebijakan Menghambat Sponsorship Formula E Jakarta

Dengan pertumbuhan permintaan pembiayaan yang terjadi di berbagai sektor, membuat bank-bank dengan segmentasi berbeda mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit yang signifikan pada April 2022.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya. Dengan mengandalkan segmen wholesale, bank pelat merah ini mencatatkan pertumbuhan kredit yang pesat, bahkan di atas rata-rata industri perbankan pada April 2022.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, secara bank only perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 12,2 persen secara tahunan pada April 2022. Pertumbuhan kredit bank dengan kode emiten BMRI itu utamanya ditopang oleh segmen kredit industri, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,1 persen secara tahunan.

"Penyaluran kredit ini dilakukan secara prudent, sehingga kualitas kredit Bank Mandiri masih tetap terjaga," kata Rudi kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Pertumbuhan kredit yang signifikan juga dibukukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Berkat pulihnya permintaan dari segmen UMKM, BRI juga mampu mencatatkan pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri.

Baca juga: Biaya Transaksi Ethereum Turun, Apa Dampaknya?

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, sampai dengan April 2022, realisasi penyaluran kredit secara bank only tumbuh 9,75 persen secara yoy. Realisasi pertumbuhan itu utamanya ditopang oleh segmen kredit utama BRI, yakni UMKM.

Aestika menyebutkan, kredit kepada segmen UMKM terus tumbuh, di mana segmen mikro tercatat mengalami pertumbuhan paling tinggi, yakni 15,61 persen secara yoy dan segmen kecil tumbuh 8,27 persen secara yoy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com