Ia memerinci, sekarang banyak perusahaan otobus menghadirkan banyak inovasi layanan, misalnya dengan menyediakan bus double decker. Namun begitu, tanpa adanya aksesibilitas dan kenyamanan, masyarakat belum akan beralih ke bus.
"Aksesibilitas orang untuk masuk ke dalam layanan bus itu masih dibilang belum maksimal. Misal ada (bus) dobel decker atau suite class itu tidak semua (masyarakat) bisa masuk ke sana, karena masih membandingkan terminal dan stasiun. Pasti orang masih memilih ke stasiun," papar dia.
Untuk itu, Fikri beranggapan, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan otobus untuk dapat menggaet masyarakat adalah dengan pengembangan teknologi.
Ia percaya, teknologi akan mempermudah akses orang ke layanan bus.
"Teknologi itu juga membutuhkan investasi, ini sering jadi ayam dan telur. Namun, marketing dengan teknologi pasti akan lebih mudah juga," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.