Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganya Penggila Kopi, Kenapa di Australia Starbucks Justru Kurang Laku?

Kompas.com - Diperbarui 24/06/2022, 20:55 WIB
Muhammad Idris

Penulis

 

Kebanyakan orang Australia juga sangat paham citarasa kopi. Setiap kedai kopi di negara itu memiliki citarasa khasnya masing-masing.

Baca juga: Rincian Batas Usia Pensiun TNI: Tamtama, Bintara, dan Perwira

Selain itu, orang Australia umumnya sulit berpindah ke dari satu kedai kopi ke kedai kopi lainnya jika sudah terlanjur menyukai kopi dan pas dengan seleranya. Itu sebabnya, para barista dan pemilik kopi di Australia cukup akrab dengan para pelanggannya.

Hal ini tak lepas dari budaya minum kopi orang Australia yang sudah terbangun sejak ratusan tahun lalu. Di awal abad-20, Benua Australia kedatangan ribuan imigran dari Italia dan Yunani yang sekaligus membawa kultur minum kopi dari negara asalnya.

Saat itulah, para imigran ini memperkenalkan espresso, kopi yang paling banyak digemari warga kulit putih di Australia hingga saat ini. Selain itu, orang Australia juga banyak yang menyukai specialty coffee.

Sejak kedatangan imigran dari negara Mediterania, kedai-kedai kopi bermunculan di setiap sudut kota. Saking banyaknya kedai kopi, terjadi persaingan sengit persaingan antar-penjual kopi pada pertengahan 1900-an.

Baca juga: Sederet Kontroversi Zulkifli Hasan saat Jadi Menteri Kehutanan era SBY

Budaya yang sudah lama melekat di benak orang Australia inilah yang tidak dipahami oleh manajemen Starbucks saat itu. Terlebih, Starbucks lebih banyak menjual kopi dengan rasa 'Amerika' yang lebih manis ketimbang menyajikan kopi yang sesuai dengan selera Australia di daftar menu mereka.

Kesalahan menjual kopi yang tidak sesuai selera pasar, kuatnya pemain lokal, ditambah dengan harga segelas kopi yang lebih mahal dibandingkan kedai kopi lokal, membuat gerai Starbucks selalu sepi pembeli.

Akibat kesalahan ini, dalam tujuh tahun pertama di Australia, Starbucks mengakumulasi kerugian sebesar 105 juta dollar AS, memaksa perusahaan untuk menutup 61 lokasi.

Tetapi Starbucks belum menyerah di Australia. Sejak terjadi penutupan kafenya di tahun 2008, perusahaan mulai perlahan membuka lebih banyak lokasi dengan menjual varian kopi yang mudah diterima pasar lokal.

Baca juga: Puan Sebut Cuti Melahirkan 3 Bulan Tidak Cukup, Kalau Bisa 6 Bulan

Gagal menjangkau orang lokal Australia, bukan berarti rasa kopinya tak disukai orang asing. Beberapa gerai Starbucks di kota-kota besar masih bertahan karena menyasar konsumen para turis asing dan imigran dari Asia.

Tercatat, saat ini Starbucks memiliki 39 gerai di kawasan kota-kota terbesar Australia seperti Sydney, Gold Coast, Melbourne, dan Brisbane.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com