Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Minyak Murah, Sri Lanka Kirim 2 Menteri ke Rusia dan Qatar

Kompas.com - 27/06/2022, 09:42 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

KOLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka meminta Rusia dan Qatar mengirim minyak mentah dengan harga murah usai negara itu dinyatakan bangkrut akibat kehabisan devisa untuk mengimpor bahan bakar.

Pada Minggu (26/6/2022) waktu setempat, negara di Asia Selatan itu mengirim menterinya ke Rusia dan Qatar untuk negoisasi.

Adapun untuk menghemat bahan bakar, negara itu memperpanjang penutupan sekolah dan layanan pemerintahan usai sebelumnya hanya ditutup dua minggu. Negara hanya menyediakan staf untuk memberi pelayanan minimum.

Baca juga: Penyebab Sri Lanka Bangkrut hingga Tak Bisa Beli BBM

Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera mengatakan, 2 menteri akan melakukan perjalanan ke Rusia pada Senin (27/6/2022). Mereka rencananya akan membahas pengiriman minyak mentah yang lebih banyak, menyusul pembelian 90.000 ton minyak mentah dari Siberia bulan lalu.

Pengiriman itu diatur melalui Coral Energy, perantara yang berbasis di Dubai. Namun para politisi telah mendesak pihak berwenang untuk bernegosiasi langsung dengan pemerintah Rusia, Presiden Vladimir Putin.

"Dua menteri akan pergi ke Rusia dan saya akan pergi ke Qatar besok untuk melihat apakah kami dapat mengatur persyaratan konsesi," kata Wijesekera dikutip dari Channel News Asia, Senin (27/6/2022).

Pengiriman minyak ditunda

Sebagai informasi, Sri Lanka hampir kehabisan bensin dan solar setelah beberapa pengiriman yang dijadwalkan ditunda tanpa batas waktu karena alasan perbankan.

Cadangan bahan bakar hanya cukup untuk memenuhi permintaan kurang dari dua hari. Cadangan ini pun hanya diberikan untuk layanan penting. Wijesekera lantas meminta maaf atas situasi ini.

Adapun Ceylon Petroleum Corporation yang dikelola negara sudah menaikkan harga solar sebesar 15 persen menjadi 460 rupee atau sekitar 1,27 dollar AS per liter (Rp 18.700) dan bensin sebesar 22 persen menjadi 550 rupee.

Sejak awal tahun, harga solar sudah naik hampir 4 kali lipat dan bensin hampir 3 kali lipat. Wijesekera menyebut, akan ada penundaan yang tidak terbatas dalam pengiriman minyak baru.

Oleh karena itu, dia mendesak pengendara untuk tidak mengantri sampai pemerintah memperkenalkan sistem token ke sejumlah kendaraan terbatas setiap hari.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe memperingatkan parlemen pada hari Rabu bahwa lebih banyak kesulitan akan datang.

"Ekonomi kita telah menghadapi kehancuran total," kata Wickremesinghe. "Kami sekarang menghadapi situasi yang jauh lebih serius di luar sekadar kekurangan bahan bakar, gas, listrik, dan makanan."

Sebelumnya, pemerintah Sri Lanka menyatakan gagal bayar utang luar negeri sebesar 51 miliar dollar AS pada April 2022. Saat ini Sri Lanka sedang bernegoisasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk kemungkinan bailout.

Inflasi resmi Sri Lanka pada akhir Mei tembus 45,3 persen. Namun, ekonomi memproyeksi inflasi akan meningkat sebesar 128 persen, tertinggi kedua di dunia setelah Zimbabwe.

Baca juga: Ini Cara agar Sri Lanka Bisa Kembali Bangkit dari Kebangkrutan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com