Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina: 60 Persen Orang Kaya Nikmati BBM Subsidi

Kompas.com - 30/06/2022, 20:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengungkapkan, kalangan menengah ke atas paling banyak mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi, jenis Pertalite dan Solar.

Sedangkan orang miskin dan rentan atau 40 persen masyarakat terbawah hanya menikmati sekitar 20 persen BBM subsidi. Maka dari itu, Pertamina memberlakukan sistem penerapan MyPertamina agar tepat sasaran.

"Untuk Pertalite dan Solar subsidi masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat golongan menengah ke atas dan pengguna yang tidak berhak alias ini orang-orang yang mampu, hampir 60 persen orang kaya menikmati hampir dari 80 persen dari total konsumsi BBM subsidi," kata Irto dalam konferensi pers virtual, Kamis (30/6/2022).

Baca juga: Kendaraan Mewah hingga Mobil Dinas Pemerintah Seharusnya Dilarang Isi BBM Subsidi

Subsidi energi hingga Rp 520 triliun

Pemerintah, lanjut dia, saat ini sudah mengeluarkan subsidi energi hingga Rp 520 triliun. Melihat tren konsumsi saat ini, Irto menjelaskan ada potensi terjadinya kuota berlebihan.

Berdasarkan prognosa, realisasi konsumsi Pertalite pada tahun ini bisa mencapai sekitar 28 juta kiloliter (kl). Sedangkan tahun ini kuota yang diberikan sebesar 23,05 juta kl.

"Hingga year to date Mei 2022, realisasi Pertalite itu telah melebihi kuota sebesar 23 persen, itu untuk Pertalite," sebutnya.

Baca juga: Aturan Tengah Direvisi, Mobil Mewah Bakal Dilarang Beli Pertalite

Pertamina ditugaskan untuk salurkan BBM subsidi tepat sasaran

Sementara prognosa untuk solar adalah 17,2 juta kl, sedangkan kuota yang diberikan sebesar 14,91 juta kl.

"Hingga year to date bulan Mei 2022, realisasi subsidi telah melebihi kuota sebesar 11 persen," ujar Irto.

"Nah, bayangkan apa yang bisa kita perbuat dengan uang sedemikian besar itu. Nah, sekali lagi tadi seperti yang disampaikan bahwa Pertamina ditugaskan untuk menyalurkan BBM bersubsidi ini tepat sasaran dan tepat kuota, sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah," lanjut dia.

Baca juga: Sri Mulyani: Subsidi BBM Rp 520 Triliun Banyak Dinikmati Orang Kaya...

 

MyPertamina, agar penyaluran Solar-Pertalite tepat sasaran

Pertamina saat ini sedang mengembangkan MyPertamina dalam rangka penyaluran Pertalite dan Solar untuk mendata siapa saja yang menerima subsidi BBM.

Pendaftaran ini berlaku mulai Jumat (1/7/2022) besok, yang menyasar kendaraan roda empat atau mobil.

"Di sini komitmen Pertamina dalam menyalurkan Pertalite dan Solar sesuai dengan regulasi dan sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan, sehingga subsidi energi tadi yang Rp 500 triliun tadi itu bisa tepat sampai ke sasarannya," kata Irto.

Platform MyPertamina bertujuan cegah penyelewengan

Pertamina menyiapkan sistem IT dan platform digital MyPertamina untuk membantu mencatat siapa saja yang membeli BBM subsidi.

Pada gilirannya, data yang tercatat bisa digunakan untuk menetapkan kebijakan subsidi energi bersama pemerintah.

Selain itu, pemanfaatan MyPertamina juga bertujuan untuk mencegah terjadinya penyelewengan terhadap penggunaan BBM subsidi.

"Nah penggunaan platform ini merupakan pencegahan juga potensi terjadinya penyelewengan atau kasus penyalahgunaan BBM subsidi di lapangan. Betapa banyak penyelewengan yang terjadi," tambah Irto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com